Balita Penderita Kanker Saraf Meninggal Di Pekanbaru

id balita penderita, kanker saraf, meninggal di pekanbaru

Pekanbaru, 9/8 (ANTARA) - Seorang bayi berusia tiga tahun, Yusuf Fadilah, meninggal dunia akibat menderita kanker saraf (neuroblastoma) di RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru, Kamis.

Pihak dokter yang merawat Fadilah di ruang Merak III menyatakan bocah malang itu meninggal dunia pada pukul 16.30 WIB setelah sempat mengalami koma.

"Kondisinya memburuk dan tidak tertolong lagi," kata Ed Hadilah, ayah dari M Yusuf Fadilah kepada ANTARA.

Kanker neuroblastoma merupakan penyakit mematikan, yang menyerang organ tubuh bagian dalam mulai sumsum tulang belakang dan hingga kini belum ditemukan obatnya.

Anak kedua dari pasangan Ed Hadilah dan Ernawati itu mulai dirawat di RSUD Pekanbaru sejak tanggal 23 Agustus lalu dan kondisinya terus memburuk.

Kondisi fisik Fadilah kian memprihatinkan hingga mengakibatkan kebutaan, kerusakan pada limpa dan hati, hingga perutnya membuncit akibat cairan menumpuk di perutnya.

Ia mengatakan, dokter jaga RSUD Pekanbaru sempat menyatakan Fadilah mengalami koma pada sekitar pukul 15.30 WIB. Kondisi tersebut terjadi tanpa pemantauan tim medis karena orang tua menduga anaknya sedang tidur.

Ed Hadilah mengaku cukup kecewa dengan penanganan tim medis RSUD yang dinilai tak optimal menangani anaknya yang mengalami koma. Setelah koma, bocah malang itu tetap diletakkan di ruang rawat inap di Ruang Merak dengan penanganan alat-alat seadanya seperti selang pembantu pernafasan dan infus.

"Saya meminta anak saya dibawa ke ruang ICU setelah diketaui koma, tapi tidak digubris hingga anak saya keluar cairan seperti darah dari mulutnya sebelum meninggal," kata Ed Hadilah yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang kaki lima.

Seorang perawat di Ruang Merak, Desi, mengatakan pihak RSUD Pekanbaru sudah berupaya semampunya untuk membantu korban. Namun, ia mengatakan pasien tak bisa dipindahkan ke ICU karena tidak ada ruang untuk menampung Fadilah. "Ruang ICU sedang penuh," ujarnya.

Orang tua Fadilah mengaku hanya bisa pasrah dan menerima kondisi tersebut dan segera membawa jasad anaknya ke rumah mereka di Gang Teratai, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru.

Kanker saraf hingga kini belum diketahui penyebabnya dan obat untuk menanggulanginya. Berdasarkan data dari Yayasan Ongkologi Anak Indonesia, penyakit itu sangat mematikan karena 70 persen anak-anak di Indonesia yang menderita penyakit kanker neuroblastoma meninggal dunia.