Dumai, 31/7 (ANTARA) - Aparat Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Dumai, Provinsi Riau, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai dehidrasi dan radang pencernaan saat menjalankan ibadah puasa.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Dumai, H Marjoko Santoso di Dumai, Minggu mengatakan, untuk menghindari dehidrasi pada tubuh, sebaiknya masyarakat memperbanyak konsumsi air mineral di saat sahur dan berbuka puasa.
Air putih yang mengandung mineral merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia sehingga hampir semua reaksi dalam tubuh memerlukan cairan.
"Agar metabolisme tubuh berjalan dengan baik, dibutuhkan air yang seimbang setiap harinya untuk menggantikan cairan yang hilang pada saat beraktivitas, terutama pada musim kemarau yang kabarnya masih akan berlanjut sampai lebaran nanti," ujarnya.
Sebaiknya, kata Marjoko, masyarakat juga mengenali gejala penyakit yang disebabkan kurangnya cairan pada tubuh.
Kemudian jika dehidrasi tak terelakkan, sebaiknya segera memeiksakan diri ke pusat-pusat kesehatan masyarakat yang ada di tiap kecamatan.
Tingkatan
Dia mengatakan, dehidrasi memiliki tiga tingkatan yang berbeda, di antaranya, dehidrasi ringan, sedang dan dehidrasi berat.
Ciri-ciri dehidrasi ringan, yakni muka memerah, permukaan kulit terasa kering dan pecah-pecah, pusing dan lemah, kram pada otot terutama pada kaki dan tangan, kelenjar air mata berkurang kelembabannya, volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya, sering mengantuk dan mulut serta lidah kering akibat air liur berkurang.
Selanjutnya, tanda-tanda untuk dehidrasi sedang, yaitu tekanan darah menurun hingga menyebabkan pingsan atau tidak sadarkan diri, kontraksi kuat pada otot, terasa kembung pada lambung dan terjadi percepatan pada detak atau denyut nadi.
Kemudian untuk dehidrasi berat, biasanya penderita mengalami suhu upnormal pada tubuh, ujung kuku terlihat membiru dan tingkat kesadaran serta daya fikir melemah.
"Namun sebaiknya apabila menemukan gejala awal dehidrasi pada titik dehidrasi ringan, segera memeriksakan diri, karena pada tingkatan sedang dan berat biasanya penderita tidak lagi bisa menjalankan ibadah puasa mengingat kebutuhan air dalam tubuh harus segera diimbangi," katanya.
Pencernaan
Selain dehidrasi, potensi munculnya radang atau gangguan pencernaan juga sangat dimungkinkan.
Menurut Marjoko, pada gejala radang pencernaan yang menimbulkan terganggunya "saluran tinja" biasanya ditandai dengan perut yang terasa panas sesudah makan, kemudian muncul bercak darah ketika buang air besar.
Selain itu, usus akan terasa perih karena terjadi peradangan dan biasanya disertai gejala diare, muntah dan menurunnya berat badan.
Untuk mengatasinya, membutuhkan banyak serat penetralisir bakteri-bakteri yang hinggap dalam tubuh. "Namun sebaiknya mencegah dari pada mengobati, karena jika terjangkit akan sangat menganggu kelancaran ibadah puasa," ujarnya.
Cara mencegahnya, kata Marjoko, yakni selektif dalam memilih makanan siap saji, terutama yang dipasarkan di sejumlah pasar "kaget".
"Hindari makanan yang menggunakan bahan berbahaya, seperti zat pewarna, pengawet dan lainnya. Selain itu, jika ingin memasak, sebaiknya juga mencuci dengan bersih sayuran dan bahan masakan. Hal ini penting untuk menghindari kemungkinan adanya bakteri penyebab radang pencernaan," kata Kadinkes.
Saat berbuka puasa, ujar Marjoko, sebaiknya masyarakat juga jangan memulai dengan mengkonsumsi makanan yang berat-berat, seperti nasi, roti, gorengan dan lainnya.
"Awali lah dengan minum air mineral dan santapan ringan, seperti kolak, bubur dan lainnya. Setelah itu beristirahat sebentar untuk kemudian Shalat Maghrib. Selepas itu baru melanjutkan dengan makan yang berat-berat, namun jangan berlebihan," demikian Marjoko. ***4***