Pekanbaru (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menduga korban yang tewas akibat serangan harimau sumatera liar di Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, melakukan aktivitas pembalakan liar di habitat satwa tersebut.
Kepala BBKSDA Riau, Suharyono di Pekanbaru, Jumat, mengatakan informasi yang dihimpun jajarannya menyatakan bahwa lokasi kejadian ada di kawasan hutan eks hak pengusahaan hutan (HPH) PT. Bhara Induk di Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indragiri Hilir.
"Yang sudah kita sama-sama tahu bahwa itu bagian dari landskap Kerumutan yang merupakan kantong atau habitat harimau sumatera. Dan berdasarkan keterangan dari dua orang saksi yang bersama-sama melakukan aktivitas bersama almarhum, mereka bertiga sedang melakukan pencarian kayu," kata Suharyono.
Daerah Pelangiran merupakan bagian dari landskap Kerumutan yang merupakan habitat asli harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) di Riau. Pada tahun 2019 ada tiga orang yang tewas akibat serangan harimau di daerah Pelangiran.
Baca juga: Sedang mencari kayu, Pria di Inhil tewas diterkam harimau
Korban manusia di Pelangiran bertambah akibat konflik antara Harimau Sumatera dengan manusia yang menimbulkan satu orang meninggal dunia pada 30 Januari lalu atas nama Darmawan bin Zulkifli. Korban berumur 42 tahun yang beralamat di Desa Pasir Mas Kecamatan Batang Tuaka, Inhil.
"Apabila berdasarkan hasil olah TKP menunjukkan bahwa lokasi TKP berada di kawasan hutan, maka sementara dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang tidak sesuai dengan aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku, karena untuk melakukan aktivitas pencarian kayu dalam kawasan hutan harus berdasarkan izin yang sah," katanya.
Menurut dia, beberapa hari ini tim BBKSDA Riau bersama-sama para pemangku kepentingan lainnya sedang melakukan kegiatan persiapan di lapangan yang juga berada pada landskap yang sama, dalam rangka penanganan satwa Harimau Sumatera yang selama ini meresahkan warga.
Ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mengambil tindakan anarkis terhadap satwa harimau tersebut. Warga agar mempercayakan kepada aparat pengamanan setempat untuk melakukan langkah sesuai dengan kewenangannya, dan BBKSDA berjanji segera menuntaskan permasalahan tersebut.
Baca juga: Waduh, seekor harimau masuk kampus Universitas Sriwijaya
Baca juga: Warga Sinaboi Riau resah akibat harimau masuk permukiman, matikan hewan peliharaan
Berita Lainnya
Pekerja bibit akasia di Pelalawan diduga dicakar harimau Sumatera
19 August 2024 14:01 WIB
Tiga sekolah di Siak libur terkait kemunculan harimau
08 February 2023 18:13 WIB
Waspadai kemunculan harimau di permukiman di Siak
22 January 2023 13:05 WIB
Diserang harimau saat tidur, pekerja di Inhil alami luka serius
05 January 2023 14:08 WIB
Diserang harimau, pekerja kebun di Pelalawan terluka
23 October 2022 11:30 WIB
Lagi, karyawan perusahaan di Pelalawan diserang harimau
06 September 2022 11:15 WIB
Hasil penelusuran BBKSDA Riau, Indra diserang dua harimau hingga tewas
07 April 2022 14:51 WIB
KLHK beri 47 penghargaan terkait penanganan konflik harimau dengan manusia di Riau
17 July 2020 6:12 WIB