Bagaimana progres terowongan gajah Tol Pekanbaru-Dumai? Begini tanggapan BBKSDA Riau
Pekanbaru (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mempertanyakan PT Hutama Karya, selaku kontraktor utama jalan Tol Pekanbaru-Dumai. perihal kelanjutan pembangunan terowongan gajah yang didesain khusus untuk konservasi gajah sumatera.
"Saya kepingin kepada Hutama Karya mengajak kita lakukan pengecekan karena sampai sekarang Hutama Karya belum melaporkan progres pembangunannya," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono ketika dihubungi dari Pekanbaru, Selasa.
Suharyono mengatakan mendapat informasi bahwa sebagian dari jalan tol sepanjang sekitar 131 kilometer tersebut akan diujicoba pada akhir tahun ini. Namun, ia mengaku pihaknya selaku yang berkepentingan untuk memastikan kelayakan terowongan gajah, sama sekali tidak dihubungi.
Baca juga: Terpisah dari induknya, Bayi gajah "Puan" terpaksa minum susu dari selang
"Saya belum berani mengecek ke sana tanpa undangan Hutama Karya karena itu lokasi proyek," ujarnya.
Ia berharap pada akhir tahun ini pihak kontraktor utama melakukan pengecekan enam pembangunan terowongan gajah. Sebabnya, sejak awal BBKSDA Riau meminta agar desain konstruksi terowongan ibarat "benteng alami" agar satwa yang melintas bisa merasa aman.
"Ya tentunya kita desain sealami mungkin termasuk di bawah terowongan meski nanti ada pengerasan tetap nanti dibuat benteng alami. Beton-beton yang nampak di terowongan tadi ditutup semak bambu pakan kesukaan gajah itu," katanya.
Hingga Selasa malam Humas Hutama Karya belum memberikan jawaban untuk konfirmasi tentang progres terowongan gajah di tol Pekanbaru-Dumai.
Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131,48 kilometer merupakan bagian dari Tol Trans Sumatera yang merupakan program strategis nasional. Kementerian PUPR sebenarnya sudah mendesain agar jalan tol dibangun tidak melalui kawasan konservasi, namun ternyata jalan tol tetap melewati daerah jelajah (homerange) gajah sehingga perlu jalur perlintasan khusus.
Baca juga: (VIDEO) Begini desain terowongan Gajah Sumatera di jalan tol Pekanbaru - Dumai
Perlintasan pertama berupa terowongan gajah dibangun di Sungai Tekuana lokasinya di seksi 2 dan tidak jauh dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas di Kabupaten Siak.
Kemudian lima perlintasan lainnya berada di Seksi 4. Masing-masing berada di STA 61 atau 61 kilometer dari Pekanbaru, STA 69+154, STA 71+992, STA 73 dan STA 74+400.
Ukuran terowongan gajah bervariasi ada yang punya tinggi batas ruang (clearance) 4,5 meter hingga 11 meter dan lebar mulai dari 25 meter hingga 45 meter. Perlintasan gajah ini belum masuk proses konstruksi karena masih finalisasi desain yang melibatkan instansi terkait, seperti BBKSDA Riau.
Berdasarkan data BBKASA Riau, pada jalan tol yang akan dibangun, sebenarnya ada delapan titik potensi pertemuan dengan "homerange" gajah sumatera liar di sekitar kantong gajah Suaka Margasatwa (SM) Balai Raja Kabupaten Bengkalis dan Giam Siak Kecil. Di Balai Raja ada enam gajah, sedangkan di Giam Siak Kecil ada 50 hingga 60 ekor gajah liar.
Baca juga: BBKSDA Riau pertanyakan desain perlintasan gajah Tol Pekanbaru-Dumai. Ada apa ya?
Baca juga: Tol Pekanbaru-Dumai dilengkapi terowongan khusus gajah
"Saya kepingin kepada Hutama Karya mengajak kita lakukan pengecekan karena sampai sekarang Hutama Karya belum melaporkan progres pembangunannya," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono ketika dihubungi dari Pekanbaru, Selasa.
Suharyono mengatakan mendapat informasi bahwa sebagian dari jalan tol sepanjang sekitar 131 kilometer tersebut akan diujicoba pada akhir tahun ini. Namun, ia mengaku pihaknya selaku yang berkepentingan untuk memastikan kelayakan terowongan gajah, sama sekali tidak dihubungi.
Baca juga: Terpisah dari induknya, Bayi gajah "Puan" terpaksa minum susu dari selang
"Saya belum berani mengecek ke sana tanpa undangan Hutama Karya karena itu lokasi proyek," ujarnya.
Ia berharap pada akhir tahun ini pihak kontraktor utama melakukan pengecekan enam pembangunan terowongan gajah. Sebabnya, sejak awal BBKSDA Riau meminta agar desain konstruksi terowongan ibarat "benteng alami" agar satwa yang melintas bisa merasa aman.
"Ya tentunya kita desain sealami mungkin termasuk di bawah terowongan meski nanti ada pengerasan tetap nanti dibuat benteng alami. Beton-beton yang nampak di terowongan tadi ditutup semak bambu pakan kesukaan gajah itu," katanya.
Hingga Selasa malam Humas Hutama Karya belum memberikan jawaban untuk konfirmasi tentang progres terowongan gajah di tol Pekanbaru-Dumai.
Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131,48 kilometer merupakan bagian dari Tol Trans Sumatera yang merupakan program strategis nasional. Kementerian PUPR sebenarnya sudah mendesain agar jalan tol dibangun tidak melalui kawasan konservasi, namun ternyata jalan tol tetap melewati daerah jelajah (homerange) gajah sehingga perlu jalur perlintasan khusus.
Baca juga: (VIDEO) Begini desain terowongan Gajah Sumatera di jalan tol Pekanbaru - Dumai
Perlintasan pertama berupa terowongan gajah dibangun di Sungai Tekuana lokasinya di seksi 2 dan tidak jauh dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas di Kabupaten Siak.
Kemudian lima perlintasan lainnya berada di Seksi 4. Masing-masing berada di STA 61 atau 61 kilometer dari Pekanbaru, STA 69+154, STA 71+992, STA 73 dan STA 74+400.
Ukuran terowongan gajah bervariasi ada yang punya tinggi batas ruang (clearance) 4,5 meter hingga 11 meter dan lebar mulai dari 25 meter hingga 45 meter. Perlintasan gajah ini belum masuk proses konstruksi karena masih finalisasi desain yang melibatkan instansi terkait, seperti BBKSDA Riau.
Berdasarkan data BBKASA Riau, pada jalan tol yang akan dibangun, sebenarnya ada delapan titik potensi pertemuan dengan "homerange" gajah sumatera liar di sekitar kantong gajah Suaka Margasatwa (SM) Balai Raja Kabupaten Bengkalis dan Giam Siak Kecil. Di Balai Raja ada enam gajah, sedangkan di Giam Siak Kecil ada 50 hingga 60 ekor gajah liar.
Baca juga: BBKSDA Riau pertanyakan desain perlintasan gajah Tol Pekanbaru-Dumai. Ada apa ya?
Baca juga: Tol Pekanbaru-Dumai dilengkapi terowongan khusus gajah