Pekanbaru (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau meminta PT Hutama Karya selaku kontraktor BUMN pembangunan proyek jalan tol Pekanbaru-Dumai untuk menunjukan desain perlintasan satwa di rute yang melewati jalur lintasan gajah Sumatera.
“Sampai detik ini saya bicara sekarang ini, belum mendapatkan laporan tentang perkembangan desainnya. Mestinya harus kita bicarakan,” kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono kepada ANTARA di Pekanbaru, Selasa (30/4).
Ia akan mencari waktu khusus untuk bertemu dengan PT Hutama Karya untuk menagih komitmen mereka dengan menunjukan desain jalan lintasan satwa.
“Saya harapkan jalan tolnya underpass (terowongan), sehingga hutan di atasnya tetap utuh, dan gajah masih bisa melintas jalan tolnya lewat bawah sehingga lintasan gajah yang di sini tidak dirubah,” ujarnya.
“Gak mungkin jalan gajah nanti disuruh pakai flyover (jalan layang) gajahnya disuruh naik. Gajah harus jalan datar, orang dan mobilnya lewat bawah,” lanjut Suharyono.
Baca juga: Tol Pekanbaru-Dumai dilengkapi terowongan khusus gajah
Sementara itu, Humas Proyek Jalan Tol Pekanbaru-Dumai dari PT Hutama Karya Yanuar WN ketika dikonfirmasi mengatakan tidak mungkin perlintasan gajah dibuat di atas jalan tol. Sebabnya, kalau pada lokasi tertentu ruas jalan tol dibuat di bawah atau dengan terowongan, maka berpotensi mengubah desain seluruh jalan dari Pekanbaru sampai Dumai.
“Kalau jalan tolnya di bawah, gimana cara dibuatnya,” kata Yanuar.
Menurut dia, desain perlintasan yang dibuat Hutama Karya adalah terowongan untuk gajah. Pembuatan desain dilakukan oleh desainer yang sebelum membuat seharusnya berkonsultasi dengan instansi terkait.
“Saya gak tahu kalau kepala balainya belum tahu. Gak berani jawab, takut salah,” ujar Yanuar.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit mengatakan trase Jalan Tol Pekanbaru-Dumai pada Seksi IV dan V melewati kawasan habitat gajah Balai Raja di Kecamatan Pinggir, Kabupaten Siak yang diperkirakan terdapat kurang lebih 25 ekor gajah.
“Untuk mendukung kelestarian keanekaragaman hayati Sumatera, akan dibangun lima terowongan sebagai perlintasan gajah sehingga keberadaan jalan tol seminim mungkin tidak mengganggu habitat gajah,” ujar Danang dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, pada awal April 2019.
Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera pada ruas Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131,48 Kilometer akan dilengkapi dengan lima terowongan yang khusus diperuntukan bagi perlintasan gajah di kawasan tersebut. Hal ini bertujuan untuk konservasi habitat gajah.
Dalam penentuan lokasi dan desain terowongan, PT. Hutama Karya selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) telah melakukan koordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau serta sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di bidang konservasi hewan.
Baca juga: Jalan tol Pekanbaru-Dumai dipastikan belum bisa untuk mudik Lebaran
Baca juga: Warga Kandis Pertanyakan Nilai Ganti Rugi Tol Pekanbaru-Dumai Acap Berubah
Berita Lainnya
Balai TNTN operasi bersihkan jerat di jalur perlintasan gajah, begini penjelasannya
24 February 2020 14:40 WIB
Gajah Sumatera ditemukan mati terseret arus sungai di Bali
17 December 2024 13:55 WIB
Keberlanjutan program konservasi gajah Sumatera, Hutama Karya siapkan 7000 bibit pohon pakan alami
28 November 2024 15:03 WIB
BKSDA catat masih ada 120 ekor gajah Sumatera yang hidup di TNBT Jambi
14 November 2024 16:48 WIB
Gajah sumatera lahir di TWA Buluh Cina
05 November 2024 16:35 WIB
Sengarun, gajah tertua yang tangani puluhan konflik di Riau
28 June 2024 15:21 WIB
Kabar gembira, anak gajah Sumatera lahir di Bengkalis
08 April 2024 20:47 WIB
Polisi periksa eksternal dan internal TNTN terkait matinya gajah Rahman
25 March 2024 22:59 WIB