APR Raih Penghargaan Industri Hijau 2025 dari Kemenperin

id APR

APR Raih Penghargaan Industri Hijau 2025 dari Kemenperin

Asia Pacific Rayon (APR) meraih peringkat 2 Penghargaan Industri Hijau 2025 kategori Kinerja Terbaik Penerapan Industri Hijau di sektor Industri Menengah dan Besar dari Kementerian Perindustrian) (ANTARA/HO-APR)

Pekanbaru (ANTARA) - Indonesia tengah memasuki fase penting transformasi menuju ekonomi hijau sebagai bagian dari upaya mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan menjaga daya saing industri di pasar global. Perubahan ini didorong oleh tren dunia yang menuntut industri untuk lebih efisien, rendah karbon, dan berkelanjutan.

Untuk itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penerapan prinsip industri hijau melalui efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan, teknologi penangkapan dan pemanfaatan karbon (CCU), serta penerapan ekonomi sirkular.

Hal ini disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pembukaan Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 yang digelar pada 20–22 Agustus 2025 di Jakarta.

Menperin menegaskan bahwa sektor industri memegang peranan penting dalam mendukung agenda dekarbonisasi dan program Asta Cita pemerintah untuk mewujudkan ekonomi hijau nasional.

Salah satu pelaku industri yang konsisten mendukung upaya tersebut adalah Asia Pacific Rayon (APR), produsen serat viscose berkelanjutan yang menjadikan ekonomi hijau sebagai bagian penting dari operasionalnya.

Sejalan dengan visi APR2030, yang berfokus pada empat pilar utama—iklim positif, sirkularitas, inklusivitas, dan praktik bertanggung jawab—APR berhasil meraih peringkat 2 Penghargaan Industri Hijau 2025 untuk kategori Kinerja Terbaik Penerapan Industri Hijau di sektor Industri Menengah dan Besar.

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional, Ace Hasan Syadzily, kepada Aryo Oetomo, Head of APR, dalam rangkaian AIGIS 2025 di Jakarta.

Pengakuan ini diberikan atas konsistensi APR dalam menerapkan prinsip industri hijau di pabriknya yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Riau.

Pabrik APR saat ini telah beroperasi dengan 100 persen energi terbarukan, termasuk pemanfaatan panel surya berkapasitas 26,3 MW dan biomassa. Sejak 2019, intensitas emisi GRK perusahaan berhasil ditekan hingga 91,4 persen, emisi sulfur berkurang 60,2 persen, dan tingkat pemulihan (recovery rate) mencapai 94,6%.

Selain itu, APR juga memimpin inovasi sirkular dengan memperoleh paten teknologi daur ulang tekstil yang memungkinkan produksi serat viscose menggunakan campuran 50% pulp tekstil daur ulang. Pada 2024, APR juga meraih sertifikasi ZDHC level Aspirational, tingkat tertinggi untuk kategori man-made cellulosic fibre (MMCF) atau serat selulosa buatan.

“Penghargaan ini mendorong kami untuk terus mengembangkan produk-produk yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi, sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mewujudkan ekonomi hijau,” ujar Aryo Oetomo, Head of APR.

Melalui penghargaan ini, APR menegaskan komitmennya untuk terus memajukan inovasi, memperkuat kolaborasi, dan berkontribusi pada perjalanan Indonesia menuju masa depan industri yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.