Viscose APR hadirkan konsep berkelanjutan dalam dunia fesyen

id APR

Viscose APR hadirkan konsep berkelanjutan dalam dunia fesyen

Produk fesyen berbahan viscose produksi APR.(ANTARA/Annisa Firdausi)

Pekanbaru (ANTARA) - Puluhan busana berbahan viscose yang diproduksi dari Asia Pacific Rayon (APR) dipamerkan dalam media workshop di Hotel Pangeran, Pekanbaru, Senin sore.

Rayon viscose terbuat dari selulosa yang berasal dari kayu pulp pohon eucalyptus yang ditanam oleh April group. Selulosa alami ini kemudian diproses menjadi bentuk serat.

Presiden Direktur APR Basrie Kamba menyebutkan pihaknya yang mengusung konsep berkelanjutan, yang artinya memastikan bahwa produksi serat ini tidak merusak ekosistem atau menguras sumber daya alam di masa depan.

Keunggulan viscose ini adalah daya serap yang baik, kenyamanan saat digunakan, serta kilau alami yang membuat kain tampak mewah.

"Serat viscose APR ini juga sifatnya mudah terurai dan memiliki daya serap yang tinggi sehingga cocok digunakan di Indonesia," sebutnya.

Lanjut Basrie, tak hanya produk fesyen, produk APR juga digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari seperti seprei, sarung bantal hingga produk kebersihan seperti tisu basah dan masker wajah.

Tak berhenti di sana, pada 2020 ATR menginisiasi Jakarta Fashion Hub (JFH), yaitu sebuah ruang kolaboratif untuk mempromosikan fashion berkelanjutan sambil mendukung pertumbuhan industri tekstil dalam negeri.

"JFH juga menjadi wadah bagi para desainer, pengusaha dan produsen lokal untuk menampilkan karya mereka serta terhubung dengan pelanggan serta pemasok," papar Basrie.

Dalam kesempatan ini, selain memamerkan busana dari katalog mereka, APR juga mempertunjukkan produk dari dua brand yang dihasilkan oleh putri daerah Riau, yaitu Sapola Indonesia dan Laili Imra.

DesainerSapola Indonesia Thiffa Qaisty Salsabila yang memiliki konsep ready to wear dari produknya mengaku bahan rayon dari APR sangat cocok dijadikan bahan dari produknya sendiri.

Dengan konsep suitable fesyen, atasan, bawahan dan outer dari brand-nya bisa di mixandmatch dengan koleksi lain, namun tidak terlihat biasa.

Terlebih lagi, APR yang berproduksi di Kabupaten Pelalawan dan memiliki desainer yang mumpuni, sehingga sudah selayaknya orang tahu bahwa Riau memiliki potensi di dunia fesyen.

"Kita ada kain yang memang diproduksi di Riau, sehingga kita sebagai desainer dan brand apa salahnya kita yang memajukan produksi itu. Semua orang harus mengetahui bahwa Riau sangat berpotensi di dunia fesyen," tambahnya.