24 Negara Desak Akhiri Kelaparan Gaza, Tuntut Akses Bantuan Kemanusiaan Dibuka

id Gaza, Palestina

24 Negara Desak Akhiri Kelaparan Gaza, Tuntut Akses Bantuan Kemanusiaan Dibuka

Sejumlah warga membawa bantuan kemanusiaan di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, Palestina (1/8/2025). (ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa.)

London (ANTARA) - Para menteri luar negeri dari 24 negara mendesak agar bencana kelaparan yang terjadi di Jalur Gaza segera diakhiri, serta menekankan perlunya melindungi bantuan kemanusiaan dan memastikan distribusinya menjangkau warga sipil.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh 24 negara memperingatkan bahwa syarat baru yang diajukan penjajah Israel dapat mendorong organisasi-organisasi internasional meninggalkan wilayah Palestina yang diduduki, yang selanjutnya memperburuk krisis kemanusiaan.

Pernyataan itu menyerukan persetujuan atas semua pengiriman bantuan dari organisasi internasional, memungkinkan PBB dan mitra kemanusiaan memiliki akses yang aman dan luas.

Baca juga: Mesir Usul Gaza Dipimpin 15 Teknokrat Palestina Pasca Gencatan Senjata

Para menlu itu juga mendesak agar seluruh penyeberangan dan rute untuk arus bantuan kemanusiaan, seperti makanan, pasokan nutrisi, tempat tinggal, bahan bakar, air bersih, obat-obatan dan juga peralatan medis segera dibuka.

Selain itu mereka juga mendesak pencegahan penggunaan kekuatan militer di lokasi pendistribusian bantuan dan meminta agar warga sipil, pekerja kemanusiaan, serta tim medis dilindungi.

Baca juga: PBB: Korban Tewas akibat Malnutrisi di Gaza Meningkat Jadi 227 orang

Pernyataan gabungan itu ditandatangani oleh Australia, Belgia, Kanada, Siprus, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Yunani, Islandia, Irlandia, Jepang, Lituania, Luksemburg, Malta, Belanda, Norwegia, Portugal, Slowakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Inggris, bersama dengan tiga pejabat senior Uni Eropa.

Sumber: Saudi Press Agency

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.