Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak tiga orang pengungsi luar negeri asal Afghanistan pulang ke tanah air mereka secara sukarela, setelah bertahun-tahun menunggu tanpa kejelasan di Kota Pekanbaru, Riau.
"Mereka status pengungsi. Sudah bosan menunggu, (akhirnya) pulang mereka. Sudah enam tahun menunggu," kata Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru, Junior Sigalingging di Pekanbaru, Selasa.
Junior menjelaskan, pemulangan secara sukarela dilaksanakan berdasarkan surat permohonan kepada IOM (International Organization for Migration), setelah ketiga warga negara Afghanistan tersebut mengajukan untuk dilakukan Pemulangan Secara Suka Rela (Assisted Voluntary Return/AVR).
Ketiga pengungsi tersebut antara lain bernama Ramazan Ali Safari, Ghulam Hussain Bakhsi, dan Abdul Hassan Missbah.
Ketiganya berangkat dari Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tengerang, menggunakan Pesawat Batik Air dengan kode penerbangan ID6851 pada Selasa pukul 08.25 WIB. Mereka dikawal oleh enam orang petugas Rudenim Pekanbaru.
"Petugas Rudenim Pekanbaru akan membawa mereka terlebih dahulu ke Kedutaan Besar Republik Islam Afghanistan di Jakarta untuk proses administrasi," katanya.
Baca juga: Rudenim soroti rekomendasi Wako Pekanbaru untuk penampungan imigran yang ditolak warga
Setelah menyelesaikan proses administrasi, lanjutnya, ketiga imigran tersebut kembali menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan pengawalan petugas dari Rudenim Pekanbaru untuk dilakukan pemulangan dengan menggunakan pesawat maskapai Emirates tanggal 27 November 2019 pukul 00.15 WIB. Pesawat tersebut menuju Dubai International Airport, dan dilanjutkan dengan menggunakan pesawat Emirates pukul 11.00 waktu setempat menuju Kabul International Airport, Afghanistan.
Ia mengatakan dengan pemulangan secara sukarela tersebut, masih ada 990 imigran berstatus pengungsi berada di Riau. Mereka masih ditanggung oleh IOM, dan dalam pengawasan Rudenim Pekanbaru. Ratusan pengungsi tersebut ditempatkan di delapan rumah penampungan di Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar.
Selain itu, terdapat tujuh imigran yang statusnya gagal mendapatkan suaka dari negara ketiga (final rejected). Mereka juga masih ditanggung oleh IOM dan tinggal bersama pengungsi lainnya di rumah penampungan.
Pada hari Selasa ini, lanjutnya, Rudenim memindahkan satu keluarga pengungsi asal Iran berstatus "final rejected" yang merupakan sepasang suami istri. Mereka dipindahkan dari Wisma Indah Sari ke Wisma Orchid, Pekanbaru.
Keduanya bernama Aredishir Guarbanzade dan Shahnaz Saharipieor, yang sudah sekitar lima tahun di Indonesia.
"Kedua orang tersebut sebelumnya merupakan pencari suaka yang ditolak status pengungsinya atau final rejected, dan telah berada di Indonesia sejak tanggal 27 Juli 2013," kata Junior Sigalingging.
Baca juga: Rudenim minta Disdik Pekanbaru evaluasi anak imigran bersekolah di SD negeri
Baca juga: Deportasi turis "backpacker" Inggris, Rudenim Pekanbaru dipusingkan perubahan jadwal pesawat Lion Air
Berita Lainnya
Kanwil Kemenkumham Riau bersama BSK gelar FGD Kompleksitas Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri
25 April 2024 14:58 WIB
Kemenkumham Riau: 21 pengungsi luar negeri dipindahkan ke Jakarta untuk proses resettlement ke AS
29 March 2022 12:27 WIB
Kapal pengungsi Rohingya terdampar di Aceh
06 March 2022 17:58 WIB
Dapat penolakan warga, Rudenim Pekanbaru belum setujui rumah penampungan pengungsi
10 September 2020 8:04 WIB
Pengungsi luar negeri demo Rudenim Pekanbaru. Ini permintaanya
07 September 2020 17:17 WIB
Rudenim Pekanbaru semprot disinfektan dan hentikan kegiatan pengungsi, begini penjelasannya
02 April 2020 12:36 WIB
Rudenim Pekanbaru deportasi 60 WNA selama 2019, begini penjelasannya
01 January 2020 9:50 WIB
Rudenim Pekanbaru pindahkan dua imigran ke Tangerang, ini sebabnya
19 December 2019 16:05 WIB