Pekanbaru (ANTARA) - Pelajar SMP Negeri di Kota Pekanbaru yang menjadi korban perundungan teman sekelasnya hingga harus menjalani operasi karena mengalami patah bagian hidung dan juga mengalami trauma secara psikologis.
"Iya, korban trauma. Kita tengah upayakan memulihkan kondisinya dengan melakukan pendampingan," kata Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru, AKP Juniasti ditemui Antara di Rumah Sakit Awal Bross, Pekanbaru, Jumat.
Meski begitu, ia mengatakan kondisi korban berangsur membaik. Juniasti bersama tim PPA Satreskrim Polresta Pekanbaru pada Jumat siang menyambangi ruang perawatan pasca bedah.
Juniasti enggan memberikan keterangan lebih detail terkait kondisi korban karena masih dalam tahap penyelidikan kepolisian.
Pantauan Antara, kondisi korban yang diketahui berinisial F tersebut dalam kondisi membaik. Namun, perban yang membalut kepala korban masih belum dibuka. Korban sendiri saat ini masih dirawat setelah menjalani operasi patah bagian hidung.
Kasus perundungan yang menimpa F, pelajar kelas XIII salah satu SMP Negeri di Kota Pekanbaru mendadak viral di media sosial setelah foto korban di unggah ke Facebook.
Kasus bullying itu terungkap setelah adanya postingan pada dinding Facebook yang diunggah akin Rani Chambas, Kamis (7/11) jam 10.31 WIB. Postingan itu kini menjadi perbincangan hangat Warganet di Kota Pekanbaru.
Dalam postingannya, Rani menjelaskan kasus perundungan yang dialami seorang siswa kelas VIII salah satu SMP Negeri di Kota Pekanbaru. Korban sendiri dibully saat di dalam kelas. Bahkan, dia menyebut seorang guru juga tengah berada di dalam kelas itu kala perundungan terjadi.
Namun, si guru itu hanya bermain ponsel tanpa mempedulikan siswanya yang tengah ribut dan membully korban.
Kepala Sub Bagian Humas Polresta Pekanbaru, Ipda Budhia Dianda pihaknya tengah menyelidiki aksi perundungan tersebut setelah menerima laporan polisi dari keluarga korban.
"Laporannya sudah kita terima. Saat ini tengah diselidiki Satreskrim Polresta Pekanbaru," kata Budhia.
Ia menjelaskan bahwa laporan yang disampaikan keluarga korban perundungan itu dilakukan pada Rabu, 6 November 2019 kemarin. Dalam laporannya, Budhi mengatakan aksi perundungan terjadi pada Selasa (5/11). Ada dua pelajar yang disebut sebagai pelaku perundungan itu. Keduanya adalah M dan R, teman sekolah korban.
"Pada tanggal 5 November 2019 pelapor mendapat telpon dari adik pelapor, yang mana menyebutkan korban mengalami luka di bagian hidung yang diakibatkan penganiayaan yg dilakukan oleh M dan R teman sekolah korban," kata Budhi.
Baca juga: Pelajar SMP Pekanbaru korban perundungan sampai harus jalani operasi di rumah sakit
Baca juga: Psikolog: orangtua tidak sadar tanamkan perilaku bully ke anak
Berita Lainnya
Korwil Pendidikan bersama Polsek Bukit Batu sosialisasi antiperundungan
28 August 2024 15:00 WIB
Tim Pelaksana KKN Jurusan Hubungan Internasional Unri sosialisasi cegah bullying di Bengkalis
21 August 2024 10:02 WIB
Indonesia Indicator: "Bullying" terhadap anak paling sering muncul di medsos
27 July 2024 15:31 WIB
Tiga hari bersama PT KTU, bocah SD pahami anti-bullying dan pendidikan seks dini
24 May 2024 23:51 WIB
Usai kasus "bullying" lalu Jimin AOA hengkang, Kwon Mina unggah pesan baru
10 July 2020 12:19 WIB
Wulan Guritno jadikan rundungan sebagai hiburan
21 May 2020 9:42 WIB
Disdik jamin pelaku perundungan pelajar di Pekanbaru tetap sekolah
02 December 2019 9:50 WIB
Polresta Pekanbaru tetapkan dua pelajar tersangka perundungan
28 November 2019 7:53 WIB