Jakarta (ANTARA) - Kepala BMKGDwikorita Karnawati mengungkapkan angin yang bertiup dari Selatan menuju wilayah Utara menyebabkan asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau menjadi sangat tebal disertai kualitas udara yang buruk.
"Kenapa di Riau asapnya banyak, karena angin membawa asap dari Selatan," kata Dwikorita di Jakarta, Sabtu (14/9).
Berdasarkan citra sebaran asap dari satelit Himawari mengungkapkan pergerakan angin di Pulau Sumatera bergerak dari Tenggara mengarah ke Barat daya. Angin tersebut menyapu asap karhutla yang juga terjadi di Sumatera Selatan dan Jambi mengarah ke Riau.
Sementara untuk wilayah pulau Kalimantan angin yang bergerak dari arah Barat daya menuju Timur laut dan menyebabkan asap dari karhutla di beberapa wilayah Kalimantan mengarah ke Sampit.
Kota Pekanbaru Riau dan Sampit Kalimantan Tengah merupakan dua daerah yang memiliki kualitas udara dengan kadar PM10 melebihi ambang batas sejak lebih dari seminggu terakhir.
Berdasarkan pemantauan satelit pada 13 September terdeteksi asap di wilayah Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Semenanjung Malaysia, dan Serawak Malaysia.
Sementara pada 14 September asap terdeteksi di wilayah Riau, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Semanjung Malaysia, Serawak Malaysia, dan Singapura.
Kualitas udara di Pekanbaru melampaui ambang batas PM10 150 mikron sejak tanggal 9 September dan terus menerus melonjak hingga 300 mikron pada 13 September.
BMKG mengukur kualitas udara dengan parameter kandungan PM10 (partikulat matter 10) yaitu partikel yang ada di udara berukuran di bawah 10 mikrogram sehingga bisa membahayakan bila terhirup oleh manusia. Kualitas udara dinilai berbahaya apabila telah melampaui nilai ambang batas yang ditetapkan, yaitu kandungan PM10 di udara mencapai 150 mikrogram per meter kubik.
Kualitas udara wilayah Kalimantan yang juga telah melampaui nilai ambang batas adalah Sampit dengan kandungan PM10 di udara lebih dari 150 mikrogram per meter kubik sejak 4 September.
Walaupun kualitas udara di Sampit menurun di bawah ambang batas pada 8-10 September, parameter kembali melonjak mulai 11 September hingga kini. Yang paling parah kandungan PM10 di udara mencapai hampir 600 mikrogram per meter kubik pada 13 September.
Baca juga: Sejumlah penerbangan Lion Air Group terdampak kabut asap Karhutla
Baca juga: BNPB: pejabat daerah kurang peduli karhutla
Berita Lainnya
Kebakaran hutan hebat di California paksa 14.000 warga untuk mengungsi
08 November 2024 16:16 WIB
Pemerintah pastikan pengendalian kebakaran hutan dan lahan terutama wilayah prioritas
24 October 2024 17:01 WIB
Pemkab Siak gelar apel kesiapsiagaan antisipasi bencana alam banjir dan karhutla
17 October 2024 17:24 WIB
Presiden Peru nyatakan status darurat akibat kebakaran hutan yang mematikan
19 September 2024 14:56 WIB
BPBD Riau luncurkan desa tangguh bencana atasi karhutla
12 September 2024 4:46 WIB
Gelombang panas picu kebakaran hutan, evakuasi massal di Amerika Serikat barat daya
10 September 2024 12:25 WIB
BPBD pastikan kebakaran hutan di Gunung Tangkuban Perahu sudah padam
06 September 2024 12:21 WIB
13 helikopter dan pesawat antisipasi karhutla di Riau
06 September 2024 8:51 WIB