Pemprov Riau anggarkan pencegahan Karhutla di APBD 2020
Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau akan menganggarkan kegiatan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020.
"APBD kita akan datang tidak harus untuk penanggulangan (Karhutla). Tapi juga banyak untuk pencegahan melalui pemberdayaan masyarakat," kata Gubernur Riau, Syamsuar kepada ANTARA di Pekanbaru, Rabu.
Syamsuar mengatakan hal tersebut setelah menerima pengarahan dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo. Dalam pengarahannya, Doni mengatakan pemerintah pusat saat ini berupaya menggerakkan seluruh satuan tugas (Satgas) Karhutla di lima provinsi rawan di Indonesia untuk fokus pada pencegahan dibanding penanggulangan.
Pencegahan Karhutla juga harus dilakukan Satgas dengan melibatkan unsur masyarakat, tokoh agama, lembaga swadaya masyarakat hingga budayawan. Pencegahan, kata dia, merupakan langkah terbaik mengatasi Karhutla yang menjadi penyakit akut bagi sebagian wilayah Indonesia yang berkontur gambut saat musim kemarau tiba.
"Apa yang disampaikan Pak Doni itu lebih banyak pencegahan. Karena itu lebih bagus daripada penanggulangan," ujar Syamsuar.
Untuk itu, dia mengatakan dengan menganggarkan anggaran khusus pencegahan dan pemberdayaan masyarakat, maka Pemprov Riau kedepan juga akan melibatkan berbagai pihak, termasuk diantaranya penyuluh pertanian.
Dia merincikan kegiatan pencegahan tidak semata memberikan pemahaman membuka atau membersihkan lahan dengan cara bakar, melainkan juga mendorong masyarakat untuk membudidayakan tanaman yang ramah dengan gambut.
Selama ini, dia mengatakan masyarakat Riau cenderung beranggapan bahwa sawit lebih menguntungkan. Padahal, ada jenis tanaman yang lebih ramah dengan gambut dengan potensi ekonomi tinggi.
"Nanas misalnya, lidah buaya, pinang. Ada tanaman yang lebih cocok di lahan gambut," ujarnya.
Dia pun berjanji bahwa pemerintah siap membantu masyarakat yang berniat untuk membudidayakan tanaman-tanaman diatas melalui pemberian bantuan peralatan mekanisasi pertanian yang memadai. "Kita Pemda siap membantu," jelasnya.
Lebih jauh, Syamsuar juga mengatakan bahwa sebagian besar lahan di Riau ditutupi lahan gambut. Penanganan gambut yang salah akan membuat tanah organik itu rusak dan rawan terbakar. Dia berharap mengedepankan upaya pencegahan dibandingkan dengan penanggulangan yang mulai diberlakukan saat ini bisa membuahkan hasil dan membantu Riau terbebas dari bencana Karhutla yang membelenggu wilayah itu selama 18 tahun terakhir.
"APBD kita akan datang tidak harus untuk penanggulangan (Karhutla). Tapi juga banyak untuk pencegahan melalui pemberdayaan masyarakat," kata Gubernur Riau, Syamsuar kepada ANTARA di Pekanbaru, Rabu.
Syamsuar mengatakan hal tersebut setelah menerima pengarahan dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo. Dalam pengarahannya, Doni mengatakan pemerintah pusat saat ini berupaya menggerakkan seluruh satuan tugas (Satgas) Karhutla di lima provinsi rawan di Indonesia untuk fokus pada pencegahan dibanding penanggulangan.
Pencegahan Karhutla juga harus dilakukan Satgas dengan melibatkan unsur masyarakat, tokoh agama, lembaga swadaya masyarakat hingga budayawan. Pencegahan, kata dia, merupakan langkah terbaik mengatasi Karhutla yang menjadi penyakit akut bagi sebagian wilayah Indonesia yang berkontur gambut saat musim kemarau tiba.
"Apa yang disampaikan Pak Doni itu lebih banyak pencegahan. Karena itu lebih bagus daripada penanggulangan," ujar Syamsuar.
Untuk itu, dia mengatakan dengan menganggarkan anggaran khusus pencegahan dan pemberdayaan masyarakat, maka Pemprov Riau kedepan juga akan melibatkan berbagai pihak, termasuk diantaranya penyuluh pertanian.
Dia merincikan kegiatan pencegahan tidak semata memberikan pemahaman membuka atau membersihkan lahan dengan cara bakar, melainkan juga mendorong masyarakat untuk membudidayakan tanaman yang ramah dengan gambut.
Selama ini, dia mengatakan masyarakat Riau cenderung beranggapan bahwa sawit lebih menguntungkan. Padahal, ada jenis tanaman yang lebih ramah dengan gambut dengan potensi ekonomi tinggi.
"Nanas misalnya, lidah buaya, pinang. Ada tanaman yang lebih cocok di lahan gambut," ujarnya.
Dia pun berjanji bahwa pemerintah siap membantu masyarakat yang berniat untuk membudidayakan tanaman-tanaman diatas melalui pemberian bantuan peralatan mekanisasi pertanian yang memadai. "Kita Pemda siap membantu," jelasnya.
Lebih jauh, Syamsuar juga mengatakan bahwa sebagian besar lahan di Riau ditutupi lahan gambut. Penanganan gambut yang salah akan membuat tanah organik itu rusak dan rawan terbakar. Dia berharap mengedepankan upaya pencegahan dibandingkan dengan penanggulangan yang mulai diberlakukan saat ini bisa membuahkan hasil dan membantu Riau terbebas dari bencana Karhutla yang membelenggu wilayah itu selama 18 tahun terakhir.