Rudenim Pekanbaru Keluhkan IOM Tidak Kooperatif Tangani Pengungsi

id rudenim pekanbaru,pengungsi

Rudenim Pekanbaru Keluhkan IOM Tidak Kooperatif Tangani Pengungsi

Arsip foto. Sejumlah petugas Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru melakukan patroli di Rumah Komunitas (community house) untuk pengungsi dan pencari suaka di Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (6/3). Rudenim Pekanbaru kini mengawasi keamanan dan ketertiban 1.176 orang pengungsi dan pencari suaka yang tersebar di delapan "community house" di Kota Pekanbaru. (ANTARA FOTO/FB Anggoro/aww)

Jangan IOM yang mengatur (pemerintah) kita. Kita yang mengatur IOM, jangan dibalik-balik
Pekanbaru (Antaranews Riau) - Kepala Rumah Detensi Imigrasi Pekanbaru, Junior Sigalingging, mengeluhkan sikap lembaga IOM(International Organization for Migration) tidak kooperatif untuk mencari solusi kepadatan pengungsi di penampungan yang terletak di permukiman masyarakat, dan berbuntut pada insiden pertengkaran lima kepala keluarga sesama pengungsi.

“Jangan IOM yang mengatur (pemerintah) kita. Kita yang mengatur IOM, jangan dibalik-balik,” kata Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru, Junior Sigalingging kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.

Ia mengatakan hal tersebut terkait insiden perkelahian lima kepala keluarga imigran asal Afganistan di penampungan atau “community house” di Hotel Satria, Jalan Cik Di Tiro Pekanbaru, Kamis (21/2). Sigalingging mengatakan sudah sejak lama pihaknya menyatakan ke IOM bahwa lokasi penampungan di area tersebut sudah terlalu padat. Di sana ada tiga “community house” untuk pengungsi yang berkeluarga, sehingga kerap timbul gesekan.

Pada Juli 2018, sempat terjadi insiden perkelahian yang cukup parah antar sesama pengungsi berupa aksi penikaman. Lokasinya juga sama, yakni di Hotel Satria.

Baca juga: Pengungsi Afghanistan di Pekanbaru Sukarela Pulang ke Negaranya

“Pelanggaran paling banyak di (Hotel) Satria, mulai dari perkelahilan lah, karena gaduh lah, karena kotor lah. Nah, inilah puncaknya, termasuk penusukan yang dulu, sekarang ini perkelahian lagi sesama mereka,” katanya.

Ia mengatakan dari pihak Rudenim, Pemko Pekanbaru, dan UNHCR sudah menyetujui agar sebagian pengungsi di daerah itu dipindahkan ke lokasi baru di Hotel Orchid, Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru. Lokasi itu sudah lama diusulkan dan telah dapat persetujuan dari Wali Kota Pekanbaru.

Namun, ia mengatakan pihak IOM tidak mau memfasilitasi pemindahan tersebut. Lembaga itu justru bersikeras menutup tempat penampungan di Hotel Rina, dan penghuninya dipindahkan ke Hotel Orchid.

IOM kemudian mengusulkan satu tempat baru sebagai penampungan di Hotel Nevada untuk memindahkan pengungsi yang terlalu padat di Hotel Satria.

“IOM tak mau fasilitasi,” katanya.

Ia mengatakan, IOM justru mengusulkan penampungan baru di Hotel Nevada tanpa prosedur persetujuan dari Kementerian Hukum dan HAM RI. Rudenim menginginkan, penetapan lokasi penampungan baru harus melalui proses yang benar, di awali persetujuan dari masyarakat juga dan Wali Kota Pekanbaru.

“Usulkan begitu tanpa izin Kemenkum HAM ya gak boleh main begitu saja. Silakan itu berproses, mekanisme dijalankan, sosialisasi ke masyarakat,” katanya.

Baca juga: WNA Mesir Jadi Pengemis, Nekad ke Malaysia Sebelum Dideportasi dari Indonesia

Ia menilai, kondisi masyarakat dan pemerintah daerah di Pekanbaru masih kondusif dalam menerima pengungsi. Namun, kalau tidak dibarengi sosilisasi dan penanganan yang benar, bisa timbul keresahan dan penolakan.

“Pekanbaru masih kondusif jangan sampai terjadi kacau nanti. Ini akan jadi tugas tambahan buat kami,” kata Sigalingging.

Tercatat kini masih ada 1.147 deteni yang berada dalam pengawasan Rudenim Pekanbaru. Mayoritas berasal dari Afghanistan.

Mereka terdiri dari 1.127 pengungsi, pencari suaka yang sudah pasti ditolak (final rejected person) ada 13 orang, immigratoir ada dua, dan pengungsi mandiri ada lima orang. Sedangkan, pencari suaka di Pekanbaru nihil.

Baca juga: Rudenim: 13 Pengungsi Di Pekanbaru Layak Dideportasi

Baca juga: Menunggu Proses Deportasi Ke Negara Asal, Rudenim Pekanbaru Tampung 40 Imigran Gelap Bangladesh