Pekanbaru (Antaranews Riau) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan gelombang tinggi di perairan Provinsi Riau bukan merupakan pengaruh dari fenomena "supermoon".
"Pengaruh supermoon di daerah perairan Riau belum ada," kata Staf Analisa BMKG Stasiun Pekanbaru, Gita Dewi Siregar, di Pekanbaru, Senin.
Dalam info tinggi gelombang yang dirilis BMKG Stasiun Pekanbaru pada 21 Januari, untuk perairan di Riau pada umumnya ketinggian gelombang berkisar antara 0,5 meter hingga 1,25 meter. Sedangkan angin berhembus dari arah Barat Laut ke Timur Laut dengan kecepatan 09-27 kilometer per jam.
"Gelombang tinggi ini terjadi di perairan Rohil, Rupat, Bengkalis, Meranti, Pelalawan dan Inhil," katanya.
Baca juga: (Vidiomakro) - Waspada, Karhutla di Riau muncul lagi
Ia menjelaskan, gelombang tinggi di Riau disebabkan kelembapan udara yang tinggi di perairan Kepulauan Riau menyebabkan pertumbuhan awan dan pembelokan arah angin.
Mengenai dampak fenomena "supermoon" diakuinya juga terjadi di perairan Sumatera khususnya di bagian utara. Hal itu terjadi berupa gelombang tinggi di perairan Banda Aceh, Sabang, Nias dan Sibolga.
"Ketinggian gelombang mencapai sekitar 2,5 sampai 3,5 meter," katanya.
Sebelumnya, BMKG juga mengimbau agar masyarakat waspada terkait fenomena pasang maksimum air laut yang terjadi pada 19-22 Januari 2019 tersebut.
Sejumlah wilayah yang diperkirakan akan mengalami pasang air laut yakni pesisir utara DKI Jakarta, pesisir utara Jawa Tengah, pesisir utara Jawa Timur, pesisir Cilacap, pesisir Tanjung Benoa Bali, pesisir Kalimantan Barat, dan pesisir Makassar Sulawesi Selatan.
Hal ini dapat berdampak kepada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam, dan perikanan darat serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.
Lembaga tersebut juga meminta masyarakat untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut dan terus memantau kabar lanjutan cuaca maritim dari BMKG.
Sementara itu, Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, Slamet Wiyono, di Semarang menjelaskan fenomena "supermoon" terjadi akibat posisi bulan berada pada jarak terdekat ke bumi.
Pasang permukaan air laut diprakirakan terjadi mulai malam hingga dini hari dengan durasi mencapai enam jam.
***3***
Baca juga: BMKG: Pesisir Riau rawan kebakaran hutan dan lahan
Baca juga: BMKG Pekanbaru Nyatakan Potensi Karhutla Di Riau Semakin Kecil
Berita Lainnya
124 titik panas terdeteksi di Riau
25 March 2024 5:11 WIB
Ada 99 titik panas di Riau
23 March 2024 11:15 WIB
119 titik panas terdeteksi di Pulau Sumatera, 51 di Riau
18 March 2024 18:03 WIB
Masyarakat Pekanbaru harus waspadai cuaca ekstrem
21 October 2023 10:25 WIB
Ada 942 titik panas di Sumatera, di Riau minim
24 September 2023 11:50 WIB
Ada 717 titik panas di Sumatera, termasuk Riau
03 September 2023 21:45 WIB
Kabut selimuti Pekanbaru, BMKG bantah berkaitan dengan asap karhutla
14 August 2023 11:59 WIB
Kabut selimuti Kota Pekanbaru, BMKG pastikan bukan asap
07 August 2023 11:04 WIB