Pekanbaru (ANTARA) - Cuaca panas yang melanda Pekanbaru dan sekitarnya beberapa hari belakangan disebabkan dampak siklon tropis Trami yang terpantau di Laut Filipina.
Kepala BMKG Pekanbaru Irwansyah Nasution saat dikonfirmasi, Rabu, menyebutkan hal tersebut yang menyebabkan Pekanbaru sekitarnya panas meskipun mulai memasuki musim hujan.
"Siklon di Filipina memengaruhi perputaran angin ke wilayah Filipina, sehingga menyebabkan rendahnya peluang hujan di Riau," sebutnya kepada ANTARA melalui telepon.
Dikatakannya, peluang hujan di Riau saat ini tergolong kecil dengan kemungkinan hujan baru muncul sekitar akhir Oktober.
"Memang untuk beberapa hari ini peluang hujan di Riau agak kecil. Konsentrasi awan berada di daerah selatan, khususnya di Indragiri Hilir,” ujar Irwansyah.
Dijelaskan Irwansyah, meskipun seluruh wilayah Riau merasakan panas, suhu saat ini masih dalam batas wajar, yaitu sekitar 34 derajat Celsius, dan belum mempengaruhi aktivitas masyarakat sehari-hari. Irwansyah juga menekankan bahwa cuaca panas ini terjadi akibat kurangnya pertumbuhan awan.
"Ini terasa panas karena adanya awan tipis yang mengakibatkan sinar matahari menyengat langsung. Berdasarkan pantauan satelit, hingga saat ini tidak ada pertumbuhan awan yang signifikan,” jelasnya.
Meskipun situasi cuaca panas ini mengkhawatirkan, Irwansyah memastikan bahwa Riau akan segera memasuki puncak musim hujan.
“Kami memprediksi bahwa intensitas hujan akan meningkat pada bulan November, dengan puncaknya diperkirakan terjadi pada minggu ketiga bulan tersebut hingga Desember,” papar Irwansyah.
Tambahnya, hingga saat ini tidak ada titik panas (hotspot) terdeteksi di Riau yang menunjukkan bahwa situasi kebakaran hutan dan lahan dapat terjaga dengan baik dalam waktu dekat.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan mempersiapkan diri menghadapi cuaca yang berubah-ubah di bulan-bulan mendatang.
Ini penyebab cuaca panas di Pekanbaru beberapa hari ini
Ini terasa panas karena adanya awan tipis yang mengakibatkan sinar matahari menyengat langsung,