Pekanbaru (Antaranews Riau) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Riau-Kepulauan Riau menggelontorkan beras murah kualitas medium 150 ton perhari ke pasar tradisional setempat guna mengantisipasi lonjakan harga.
"Kegiatan saat ini sama dengan tahun lalu. Hanya tahun 2019 Bulog memulainya lebih awal di minggu pertama Januari, ini sesuai instruksi Perum Bulog pusat untuk segera melakukan operasi pasar," kata Kepala Bulog Riau-Kepri Abdul Muis S Ali kepada Antara di Pekanbaru, Kamis.
Abdul Muis S Ali menjelaskan tujuan dari penggelontoran beras murah tersebut ke pasar pencatatan harga Badan Pusat Statistik (BPS) juga diluar itu agar memenuhi pasokan beras di masyarakat, ditengah musim tanam.
Ia menjelaskan program ini diberi nama kegiatan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras medium tahun 2018.
Kegiatan dilaksanakan serentak pada setiap sub-Divre dan Kansilog untuk di wilayah kabupaten/kota yang menjadi daerah operasionalnya.
"Wilayahnya tersebar di pasar pencatatan Badan Pusat Statistik (BPS) maupun di luar itu. Selain juga menggandeng Toko Pangan Kita (TPK) dan Rumah Pangan Kita (RPK) Riau dan Kepri dengan rata-rata 100-150 ton perhari," tuturnya.
Sebut Abdul Muis S Ali tujuan Bulog Divre Riau-Kepri menggelontorkan beras kualitas medium tersebut langsung ke pedagang di pasar-pasar setempat guna menambah pasokan dan mencegah spekulan menaikkan harga eceran.
"Ini untuk memperkuat pasokan beras di pasar, dan mencegah lonjakan harga ditengah kondisi cuaca saat ini," tuturnya lagi.
Menurut Kadivre yang baru menjabat sekitar enam bulan di Riau-Kepri itu program stabilisasi pasar itu akan terus dilakukan hingga harga menjadi normal.
Untuk harga pihaknya mengimbau semua RPK dan TPK serta pengecer bisa menjual jauh dibawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp9.500 perkilogram.
" Sehingga target Bulog harga beras medium stabil sama dengan yang ditetapkan pemerintah yakni Rp9.450 per kilogram," imbuhnya.
Ditambahkan A Muis S Ali mengenai jumlah yang akan disalurkan Bulog untuk program stabilisasi tersebut akan disesuaikan dengan keburuhan pasar.
"Jika perlu lebih dari yang tersalurkan tahun lalu," pungkasnya.
Sementara itu Bank Indonesia Kantor Wilayah Provinsi Riau menyambut baik program Bulog tersebut, karena akan mampu menjadi salah satu kebijakan untuk pengendalian harga khususnya beras yang nota bene sebagai penyumbang inflasi terbesar.
Manajer Fungsi Komunikasi BI Riau Murdianto, menyatakan dengan dipublisnya program Bulog ini ke masyarakat maka semua akan tahu bahwa stok beras di wilayah tersebut aman dan terkendali. Sehingga tidak ada kekhawatiran yang berakibat pada "panik baying".
"Apalagi jika koordinasi antar stakeholder dan dinas terkait dibangun, sehingga setiap kebijakan bisa dipublis media. Kedepan untuk tetap menjaga stabilitas harga dan inflasi BI akan terus lakukan pertemuan dengan unsur terkait," imbuhnya.
Perlu diketahui selain komoditi beras, Bulog juga menyiapkan komoditi lainnya seperti daging, gula, terigu dan minyak goreng.