Pekanbaru (Antarariau.com) - Pemprov Riau menetapkan status Siaga Darurat Banjir untuk menggantikan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang resmi berakhir pada 30 November Jumat.
Penetapan itu berdasarkan pertimbangan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta sesuai fakta bahwa sejumlah daerah telah dilanda banjir.
"Status siaga darurat Karhutla kita cabut. Alhamdulillah sudah tiga tahun kita bisa cegah kabut asap. Sekarang yang harus kita pikirkan adalah bagaimana menangani banjir," kata Asisten I Setdaprov Riau, Ahmad Syah Harrofie yang dalam rapat mewakili Pelaksana Tugas Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim.
Ia menyebutkan status siaga darurat banjir akan berlaku hingga 31 Desember 2018.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger menambahkan selama pemberlakukan status siaga darurat Karhutla luas lahan terbakar mencapai 5.776,46 hektare (Ha).
Luas kebakaran lahan tersebar di Rokan Hulu 99 Ha, Rokan Hilir 1.985,35 Ha, Dumai 512,25 Ha, Bengkalis 576,95 Ha, Meranti 963,56 Ha, dan Siak 157,25 Ha.
Kemudian di Pekanbaru 52,6 Ha, Kampar 127 Ha, Pelalawan 266,5 Ha, Indragiri Hulu 576 Ha, Indragiri Hilir 458 Ha, dan Kuansing 2 Ha.
Ia mengatakan hingga akhir 2018 tidak ada Karhutla di Riau. Pemberlakukan status siaga darurat banjir karena berdasarkan data BMKG Riau memasuki musim hujan sejak Oktober 2018 hingga Januari 2019.
Kemudian Banjir yang melanda sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Riau selama November 2018 berdampak terhadap 13.447 kepala keluarga (KK).
Lokasi banjir tersebar di enam kabupaten dan kota di Riau, yakni Kota Pekanbaru, Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, Kuantan Singingi (Kuansing), Rokan Hulu, dan Indragiri Hulu.
Banjir di Pekanbaru melanda dua kelurahan, dua kecamatan dan 927 KK. Kemudian, banjir di Bengkalis melanda tiga kecamatan, empat desa dan 248 KK. Banjir di Rokan Hilir melanda enam kecamatan, sepuluh desa dan 1.248 KK.
Banjir di Kuansing melanda sebelas kecamatan, 104 desa dan 7.325 KK, di Rokan Hulu melanda empat kecamatan, yaitu 13 desa, 424 KK dan 1.198 jiwa. Selain itu, ada juga banjir di Indragiri Hulu yang melanda sepuluh kecamatan, 59 desa, 1.437 rumah, 3.275 KK dan 3.275 jiwa.