Pekanbaru, (Antarariau.com) - Organisasi non-pemerintah internasional World Wild Fund for Nature (WWF) menyebut keberadaan jerat-jerat liar yang dipasang di kantong-kantong harimau merupakan ancaman serius bagi populasi si kucing belang tersebut.
Module Leader Riset Harimau WWF Indonesia wilayah Sumatera Bagian Tengah, Febri Anggriawan Widodo kepada Antara di Pekanbaru, Rabu, mengatakan, kasus kematian harimau akibat terlilit tali jerat yang dipasang di Suaka Margasatwa Rimbang Baling merupakan kasus serius.
Rimbang Baling, kata dia, merupakan salah satu kantong harimau di Riau yang mampu menampung hingga 20 harimau. Di Riau, Rimbang Baling merupakan kawasan utama "breeding side" untuk reproduksi satwa tersebut.
"Insiden ini terjadi kantong populasi harimau Rimbang Baling. Sangat disayangkan dengan pemasangan jerat berburu, entah target harimau atau lainnya, tapi sangat berpotensi membunuh satwa dilindungi dunia. Harimau," kata
Suaka Margastwa Rimbang Baling merupakan salah satu dari delapan rumah bagi satwa harimau di Provinsi Riau. Di tempat itu pula, seekor harimau dewasa betina terlilit tali nilon jerat liar, sebelum ditemukan mati.
Febri sangat menyayangkan dengan insiden tersebut. Dia mengatakan tidak seharusnya jerat-jerat liar dipasang di kantong-kantong harimau. Meskipun, kata dia jerat tersebut tidak secara langsung ditujukan untuk menjerat harimau.
Dia menuturkan pemerintah harus kembali menata ulang tata kelola habitat harimau, termasuk membersihkan jerat-jerat liar yang dipasang masyarakat.
"Pengelolaan kawasan perlu diperbaiki dan diproteksi. Artinya, penyebaran jerat perlu ditekan," ujarnya.
Selain itu, dia juga meminta agar penegakan hukum harus lebih tegas. Menurut dia, WWF mencatat kasus perburuan harimau sumatera masih sangat tinggi. Tidak hanya di Riau, namun juga beberapa provinsi lainnya di Pulau Andalas.
Pendekatan lainnya, kata dia, adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak menekan habitat harimau. Termasuk pemberantasan ilegalogging dan perambahan hutan.
"Perlindungan harimau tugas kita semua. Kita harus memiliki 'sense of belonging' atau rasa memiliki satwa tersebut. Saat ini harimau dalam keadaan kritis, satu tahap sebelum punah," jelasnya.
Seekor harimau betina dewasa ditemukan mati Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, Rabu siang tadi. Tubuh harimau yang dipastikan dalam kondisi hamil itu terlilit tali penjerat di areal tebing dala kondisi tersangkut. Sebelum mati, harimau tersebut sempat terperangkap jerat warga.
"Kami sangat menyayangkan kematian satwa yang dilindungi tersebut, apalagi ini satwa betina dewasa yang siap untuk melahirkan anak anak harimau selanjutnya," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono.
Berita Lainnya
Jagawana dan Harimau Sumatera liar barengan terperangkap jerat pemburu di Riau. Kok bisa?
26 March 2019 12:18 WIB
Beruang Madu Liar Diselamatkan dari Jerat Babi Warga Desa Junjungan Inhil oleh BBKSDA
23 July 2018 20:45 WIB
Terjebak Jerat Babi, Seekor Gajah Liar Riau Berjalan Pincang
27 April 2018 19:25 WIB
NATO: Pengiriman pasukan Korut ke Rusia merupakan ancaman bagi keamanan global
07 November 2024 11:00 WIB
Akademisi sebut FPI dan Habib bukan merupakan ancaman terhadap keutuhan bangsa
02 December 2019 11:03 WIB
Anggota DPR: Pengunduran diri CPNS harus jadi perhatian serius bagi pemerintah
30 May 2022 12:32 WIB
Populasi harimau sumatera di Jambi diperkirakan lebih kurang 183 ekor
23 April 2022 14:40 WIB
WWF Nyatakan Kematian Individu Harimau Sumatera Berdampak Luas Terhadap Populasi
26 September 2018 14:50 WIB