Pekanbaru (Antarariau.com) - Warga Kelurahan Sapat, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau harapkan dukungan dari pemerintah daerah membantu pengadaan kapal cepat dalam upaya mereka memberantas penangkapan ikan dengan racun yang mencemari sungai di kawasan tersebut.
"Kami sudah sampaikan permohonan bantuan kepada Pemda, Tapi sampai sekarang belum ditanggapi," ucap Ketua Lembaga Masyarakat Kelurahan Sapat, Mustafa di Pekanbaru, Kamis.
Ia menjelaskan dengan kapal cepat mendukung upaya masyarakat merazia para penangkap ikan ilegal yang menggunakan racun di kawasan sungai Anak Batang.
Ia menambahkan bahwa permohonan tersebut sudah pernah disampaikan ke pihak Dinas Perikanan setempat dan diteruskan ke Pemprov Riau, namun hal tersebut belum juga menemukan titik terang.
Ia menyebutkan bahwa sejauh ini upaya yang dilakukan oleh warga setempat baru dengan swadaya atau memanfaatkan perahu pompong warga.
Pasalnya Sungai Anak Batang tersebut sudah lebih dari dua tahun belakangan menjadi opsi bagi masyarakat Kelurahan Sapat dalam hal mencari nafkah.
Mustafa mengatakan bahwa menjadi petani kelapa yang telah dilakoni selama ini mulai tidak menjanjikan lagi lantaran harganya yang terus turun selama beberapa waktu belakangan.
"Razia itu sampai subuh dilakukan secara bergantian. Kalau ada perahu yang masuk kawasan tersebut pada malam hari akan langsung dikejar dan ditanyakan perihal tujuan ke kawasan tersebut," tambahnya.
Ia mengemukakan dalam satu hari pendapatan warga warga kelurahan Sapat dari hasil sungai mencapai Rp150 ribu perorangnya. Hal ini lantaran hasil tangkapan berupa ikan, udang dan kepiting dapat dijual dengan harga yang cukup pantas.
Pasalnya hasil sungai tersebut ditangkap dengan menggunakan pancing maupun jaring sehingga ikan dan udang tersebut dijamin bebas racun dan tentu saja kesegarannya juga terjamin lantaran ikan-ikan tersebut langsung dijual tak lama setelah ditangkap.
"kami tidak punya alat maupun lokasi untuk menampung ikan itu. Jadi takut busuk makanya langsung dijual. Kalau tidak habis bisa dibawa pulang untuk dikonsumsi sendiri," ucapnya.
Oleh sebab itu, ia berharap agar bantuan kapal cepat tersebut dapat segera direalisasikan oleh pemerintah. Pasalnya ia sendiri mengaku tidak tahu sampai kapan pompong milik warga tersebut bisa dipergunakan.