Inflasi Pekanbaru Juni lalu Terendah se-Indonesia, Apa Penyebabnya?

id inflasi pekanbaru, juni lalu, terendah se-indonesia, apa penyebabnya

Inflasi Pekanbaru Juni lalu Terendah se-Indonesia, Apa Penyebabnya?

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik Provinsi Riau menyatakan inflasi di Kota Pekanbaru sebesar 0,01 persen pada Juni 2018 merupakan yang terendah di Indonesia, dan sangat jarang terjadi apalagi pada saat yang sama terjadi perayaan Idul Fitri 1439 H.

"Inflasi terendah secara nasional terjadi di Kota Pekanbaru dan Medan, masing-masing 0,01 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Aden S. Gultom di Pekanbaru, Senin.

Di Kota Pekanbaru pada bulan Juni 2018, inflasi terbesar terjadi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar sebesar 0,81 persen, diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,80 persen, kelompok sandang sebesar 0,77 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,15 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,14 persen.

"Sedangkan dua kelompok lainnya mengalami deflasi yakni kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi sebesar 1,57 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,01 persen," katanya.

Dari tiga kota di Provinsi Riau, BPS menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk menentukan inflasi di daerah berjuluk Bumi Lancang Kuning itu. Hasilnya, inflasi di Kota Pekanbaru sebesar 0,01 persen, Dumai sebesar 0,65 persen dan Tembilahan sebesar 0,11 persen.

Di Indonesia, dari 82 kota yang menghitung IHK, semua kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 2,71 persen, diikuti Tual sebesar 2,22 persen, Kendari sebesar 2,01 persen. Sementara itu, di Riau inflasi pada Juni mencapai 0,11 persen.

Sebelumnya, (BI) Perwakilan Provinsi Riau menyatakan sudah memperkirakan bahwa bahan pangan pada saat Ramadhan dan Lebaran di Pekanbaru tidak akan mengalami inflasi.

Bahkan, hingga memasuki pekan keempat Ramadhan, mayoritas harga bahan pangan dan kebutuhan pokok di Provinsi Riau, khususnya di Kota Pekanbaru, relatif stabil berkat ketatnya pengawasan dan jaminan ketersediaan stok.

"Ini perlu diapresiasi agar kepercayaan pasar meningkat, bahwa harga relatif stabil karena ketersediaan barang terjamin, dan diharapkan bisa bertahan seperti ini sampai Idul Fitri," kata Kepala Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau, Siti Astiyah, di Pekanbaru.

Siti mengatakan berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), sejumlah harga pangan sedikit mengalami kenaikan sebelum bulan Ramadhan namun secara keseluruhan relatif stabil. Hingga pekan ketiga bulan puasa, lanjutnya, kenaikan harga tercatat hanya terjadi pada komoditi cabai rawit hijau sebesar 3,5 persen dan kini mencapai Rp37.000 per kilogram (Kg).

Justru ia mengatakan, komoditi yang langganan naik malah mengalami penurunan harga, yakni cabai merah besar turun 1,63 persen menjadi Rp24.100/Kg dan cabai merah keriting turun 4,23 persen menjadi Rp29.400/Kg.

Kemudian, bawang merah ukuran sedang turun 3,26 persen jadi Rp29.650/Kg, dan bawang putih ukuran sedang turun 1,43 persen menjadi Rp24.200/Kg.***3*