Luncurkan Sekolah Peduli Inflasi, BI Upayakan Ketahanan Pangan Di Pekanbaru

id luncurkan sekolah, peduli inflasi, bi upayakan, ketahanan pangan, di pekanbaru

Luncurkan Sekolah Peduli Inflasi, BI Upayakan Ketahanan Pangan Di Pekanbaru

Pekanbaru (Antarariau.com) - Kantor Bank Indonesia Provinsi Riau meluncurkan sekolah peduli inflasi di Pekanbaru sebagai pusat pelatihan untuk membangun ketahanan pangan wilayah setempat.

"Peluncuran pertama kami lakukan pada SMKN Pertanian Terpadu Provinsi Riau, di Jalan Kaharuddin Nasution Km 10," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Provinsi Riau Siti Astiyah, usai peluncuran asekolah itu, di Pekanbaru, Selasa.

Siti menyatakan SMKN Pertanian Terpadu Riau akan jadi role model pusat pelatihan sekolah peduli inflasi di Pekanbaru. Setelah berhasil, akan menyusul ditambah untuk 20 sekolah SMA lainnya segera dibentuk.

"Nanti saya akan lakukan pada 20 SMA lainnya. Sebelum itu, kini kami terapkan dulu di SMKN Pertanian agar jadi pusat pelatihan sekolah peduli inflasi dengan mengajari murid program integrasi budi daya cabai organik berbasis ekofarming," ujar Siti pula.

Dalam pelatihan ini, kata dia pula, para siswa belajar membuat pupuk dari limbah air seni dan kotoran sapi. Lalu digunakan untuk pengembangan cabai merah, karena merupakan salah satu penyumbang inflasi.

Selanjutnya bukan hanya komiditas cabai, mungkin bawang merah dan sebagainya.

"Intinya adalah kalau 20 sekolah sudah dilatih dan menjadi sekolah peduli inflasi, maka diharapkan mereka akan tahu bagaimana meningkatkan ketahanan pangan, peduli dengan inflasi," katanya lagi.

Menurutnya, Riau baru berada pada taraf ketahanan pangan, sebab semua pasokan kebutuhan masih bergantung pada provinsi tetangga.

"Lewat upaya ini, kami ingin menanamkan kepedulian pada generasi muda, nanti kalau ia sudah dewasa dan jadi petani maka bisa menuju lebih baik," ujarnya.

Ia menambahkan program ini sudah berhasil diterapkan di Balikpapan, sehingga diharapkan menginspirasi adanya ketahanan pangan Riau.

Siti meminta para siswa bisa belajar dan memanfaatkan kesempatan ini, untuk belajar bercocok tanam dengan baik. Apalagi pemateri yang dihadirkan BI sangat andal di bidangnya.

Nugroho Widiasmadi, Direktur Pusat Informasi Desa Mandiri Pangan dan Energi yang hadir sembagai pembicara menjelaskan, konsep Integrated Ecofarming Total Organik berbasis Microbakter Alfaata MA-11 sejauh ini telah memberikan manfaat besar, karena inovasi ini lebih cepat, lebih hemat, dan lebih sehat dalam menyelesaikan masalah pangan dan energi nasional.

"Karena itu, ini yang coba kami terapkan, dan melalui pelatihan ini, kami didik siswa dengan metode ini. Sebenarnya ini metode lama, tapi ini sangat efektif," katanya lagi.

Ia juga menyatakan, konsep ini juga sangat murah, mengingat bahan baku yang digunakan bersumber dari limbah kotoran sapi. Metode penggunaan mikroba Perombak MA-11 dan sehat karena tanpa bahan pengawet.

Dia berharap, melalui pelatihan ini siswa akan bisa lebih banyak belajar dan mengaplikasikannya di lapangan sesuai dengan harapan BI sebagai penggerak dalam kegiatan ini.