Jika Terpilih, Firdaus-Rusli Effendi Janjikan Pertumbuhan Ekonomi Riau 8-9 Persen

id jika terpilih, firdaus-rusli effendi, janjikan pertumbuhan, ekonomi riau, 8-9 persen

Jika Terpilih, Firdaus-Rusli Effendi Janjikan Pertumbuhan Ekonomi Riau 8-9 Persen

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau nomor urut 3, Firdaus-Rusli menjanjikan akan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi setempat dimasa datang jika dipercaya oleh masyarakat memenangi Pilkada 2018 ini.

''Insya Allah, bila dipercayakan, kita akan kembali bangkitkan kejayaan Riau, tak bicara muluk-muluk hingga 10 persen. Kembali ke angka 8-9 persen saja, itu sudah cukup berpengaruh untuk menggerakkan roda perekonomian, daya beli masyarakat, " kata Firdaus saat dijumpai antara di Pekanbaru, Jumat.

Firdaus menyatakan punya trik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Riau seperti 10 tahun lalu dengan cara membuka kesempatan luas bagi investor yang akan menanamkan modalnya di kabupaten/kota tersebut.

"Kami menggaransi akan memberikan sebanyak mungkin kemudahan dalam pelayanan kepada para investor yang hendak masuk ke Provinsi Riau bila kelak diberikan kepercayaan memimpin Riau," tutur Wali Kota Pekanbaru dua periode.

Disebutkan Firdaus, investasi wajib masuk ke suatu daerah guna mengembangkan wilayah tersebut khususnya Riau. Karena tanpa modal luar ekonomi tidak akan tumbuh maksimal apalagi akan menggerus APBD.

Tidak mungkin suatu daerah akan tumbuh kalau pemerintahnya tidak pro pada investasi. Jika berharap pada APBD, kekuatannya cuma 10 persen daerah tidak bisa melakukan percepatan dan akselerasi untuk membangkitkan potensi yang ada di kawasan-kawasan strategis di Riau.

"Kalau kita mau jujur kekuatan pemerintah untuk membangun dan membuka lapangan pekerjaan tidak lebih dari 10 persen dari kebutuhan anggaran. Sementara sisanya, 90 persen selama ini ditalangi oleh peran pihak swasta lewat investasi, karena itulah wajib mendukung investasi," tegas tokoh yang baru-baru ini dianugerahi dua gelar, yakni pemimpin visioner dan tokoh inspiratif Indonesia itu.

Ditambahkan dia investasi yang diterima tersebut tentunya mengacu pada potensi kawasan yang ada di Riau, pro masyarakat dan pro lingkungan. Semisal perkebunan sawit dan pabriknya, pihaknya akan memberikan kelonggaran dan kemudahan kalau perusahaan membangun industri hilir di Riau.

"Sayangkan kalau sawitnya Riau cuma diolah untuk menghasilkan CPO. Kita ingin industri yang lebih padat karya dan mampu memenuhi banyak harapan pasar. Bisa berupa kosmetik, industri bahan makanan, obat-obatan, termasuk mendukung pada pengembangan industri terbaharukan,'' kata Firdaus.

Riau punya 1,2 juta hektare lahan perkebunan kelapa sawit ini bisa diberdayakan untuk mendukung masuknya arus investasi.

''Karena itulah, kita akan gandeng kembali para investor untuk bersama membangun Riau. Kita butuh serapan tenaga kerja yang cukup besar untuk bangkit dari kondisi kelesuan ekonomi saat ini. Apalagi sawit harganya masih bagus dan bisa ditingkatkan lewat hilirisasi ini lebih menantang lagi,'' imbuh Firdaus.

Selain itu Riau mempunyai industri pulp and paper yang cukup besar dan potensial bisa menyerap banyak lapangan pekerjaan untuk masyarakat Riau.

''Kita akan dukung supaya tetap bisa tumbuh dan maju. Begitu pun dengan sektor minyak dan gas, perkebunan kelapa, karet semua itu harus mampu membangkitkan kesejahteraan rakyat Riau dan kuncinya tentunya investasi,'' imbuh dia.

Firdaus mengaku dalam serangkaian kunjungannya ke beberapa daerah di Riau, dia melihat banyak peluang yang masih terbuka lebar untuk dikembangkan. Termasuk untuk kawasan industri yang saat ini belum digarap maksimal untuk sebanyak mungkin memberikan peluang dan lapangan kerja pada masyarakat.

Untuk mendukung itu, pemerintah juga punya komitmen untuk meningkatkan daya saing daerah dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Riau secara relevan.

'Pendidikan gratis, dari SD sampai SMA dan SMK. Bagi anak-anak Riau yang kuliah dan berprestasi, akan kita berikan beasiswa, baik untuk S1, S2 dan S3. Bahkan untuk S2 dan S3, kita menyasar mahasiswa yang mau dikuliahkan ke universitas-universitas terkemuka di dunia dan dibiayai hingga selesai,'' kata Firdaus.

Dikatakan Firdaus, upaya-upaya konkrit menuntaskan persoalan Riau itu memang mutlak dilakukan, bila ingin keluar dari kondisi kelesuan ekonomi saat ini.

Ketika disinggung tentang permasalahan belum tuntasnya RTRW yang menjadi penghambat masuknya arus investasi, Firdaus mengungkapkan tidak mutlak harus menghentikan upaya pemerintah.

''RTRW belum selesai, tapi bukan berarti investasi tak masuk. Kita sudah berkonsultasi dengan banyak pihak, termasuk Kementerian Dalam Negeri, BKPM, Kementerian Agraria dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan selalu ada alternatif. Kreativitas dan inovasi juga diperlukan untuk menjawab persoalan itu,'' pungkasnya.

***2***