Warga Siapkan 9.000 Bibit Hijaukan Semenanjung Kampar

id warga siapkan, 9000 bibit, hijaukan semenanjung kampar

Pekanbaru, 22/6 (ANTARA) - Warga Teluk Meranti mengumpulkan sekitar 9.000 bibit pohon untuk menghijaukan kembali hutan rawa gambut Semenanjung Kampar di Kabupaten Pelalawan, Riau.

"Kami sudah mengumpulkan 9.000 bibit pohon, dan ini merupakan bukti keseriusan warga untuk mempertahankan hutan Semenanjung Kampar dari kehancuran," kata seorang warga, Herman, di Teluk Meranti, Selasa.

Ia mengatakan proses pembibitan sudah berlangsung sekitar sebulan lalu bertempat di pekarangan belakang rumahnya.

Berdasarkan pantuan ANTARA, lokasi pembibitan yang dibuat warga cukup memadai karena penuh pepohonan yang rimbun. Di tempat itu terdapat ruang inkubasi untuk pertunasan pohon yang berukuran sekitar 5 meter x 18 meter.

Bibit tersebut berasal dari aneka jenis pohon alam seperti Meranti, Rengas, Suntai, Ramin dan bibit Resak. Menurut dia, bibit tersebut perlu menunggu sekitar dua bulan lagi untuk siap tanam.

Herman mengatakan warga mendapat bantuan pelatihan dan dana untuk membuat lokasi pembibitan dari sejumlah LSM lingkungan seperti Greenpeace dan Jikalahari. Meski begitu, warga secara sukarela mencari ribuan bibit pohon ke dalam hutan tanpa dibayar.

"Warga mencari sendiri bibit pohon ke dalam hutan," katanya.

Seorang warga lainnya, Rusman, berharap agar pemerintah merespon keinginan warga Teluk Meranti untuk mempertahankan hutan Semenanjung Kampar dari alih fungsi hutan oleh perusahaan pemegang izin hutan tanaman industri (HTI).

Meski terdapat pro dan kontra di tengah warga, namun ia yakin mayoritas warga ingin hutan tetap lestari karena dampak kerusakan hutan sangat berdampak pada kehidupan warga tempatan yang masih bergantung pada hasil hutan.

Menurut dia, proses perizinan perusahaan di kawasan tersebut banyak dimanipulasi oleh oknum aparat desa dan tidak menjadi keinginan seluruh warga.

"Dampak kerusakan hutan sangat banyak karena nelayan sulit mencari ikan sampai serangan hama babi yang merusak ladang warga," ujarnya.

Perlawanan warga Teluk Meranti terhadap aktivitas alih fungsi hutan oleh perusahaan HTI mulai memuncak sejak tahun 2009 lalu, seiring dengan aksi kampanye Greenpeace di kawasan Semenanjung Kampar.

Kawasan hutan Semenanjung Kampar dinilai memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi karena menjadi penyimpan karbon alami di kubah gambut di daerah itu yang dalamnya lebih dari 10 meter.

Selain itu, mayoritas masyarakat di tepi Semenanjung Kampar hingga kini masih bergantung dari hasil hutan tersebut.

Namun, dari luas hutan rawa gambut Semenanjung Kampar yang mencapai 700 ribu hektare, sekitar 300 ribu hektare di antaranya sudah beralih fungsi menjadi kebun akasia dan kelapa sawit.