Pekanbaru, (Antarariau.com) - Anggota Komisi II DPRD Riau Sulastri meminta Pemerintah memperketat pengawasan terhadap produk-produk olahan makanan impor, menyusul beredarnya ikan kaleng bermerek Mackerel positif mengandung cacing.
"Kita sangat prihatin karena produk ini cukup familiar di Riau. Sudah banyak dikonsumsi masyarakat. Kita minta instansi terkait proaktif jangan sampai kecolongan lagi. Awasi produk-produk makanan impor lainnya," sebut Sulastri di Pekanbaru, Rabu.
Dia menegaskan, Komisi II DPRD Riau yang membidangi perekonomian akan memanggil mitra kerjanya di pemerintahan yakni Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM meminta klarifisikasi mengapa beredarnya produk berbahaya tersebut di tengah masyarakat.
"Nanti akan saya usulkan di Komisi II untuk mengadakan hearing dengan pihak-pihak yang menjadi mitra kerja kita. Meminta keterangan dan antisipati kedepannya," ujar Politisi Golkar Riau itu.
Kepada masyarakat, Sulastri meminta agar lebih meninggkatkan kewaspadaan untuk memilih makanan yang dikonsumsi. "Agar lebih berhati-hati, dicek expired datenya. Jangan mudah tergiur dengan produk yang tidak dikenal cek barkodenya, Kode BBPOMnya," tegasnya.
Sementara, Wakil Ketua Komisi V DPRD Riau, Muhammad Aidil mengatakan produsen makanan kaleng ini perlu mendapatkan sanksi jika memang produknya membahayakan masyarakat.
"Produknya kan gak betul ini. Jadi, laporkan saja ke polisi. Supaya perusahaan produsen sarden ini jera. Tidak sembarangan (menghasilkan produk)," kata Aidil.
Sementara, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Kota Pekanbaru mengungkap hasil uji laboratorium bahwa ada tiga produk impor ikan mackarel kaleng yang terbukti mengandung cacing sehingga harus segera ditarik dari peredaran dan masyarakat agar tidak mengonsumsinya.
"Ada tiga produk ikan makarel, yaitu merek IO, Farmer Jack, dan HOKI," kata Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Pekanbaru, Muhammad Kashuri, kepada Antara di Pekanbaru, Riau, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan surat peringatan keras dan sanksi ke importir tiga merk tersebut. Importir harus melakukan penarikan terhadap produk yang masih beredar di pasar, dan akan terus diawasi oleh BBPOM.
Ia mengatakan perusahaan importir tersebut berlokasi di Jakarta dan Batam.
Menurut dia, penyebaran produk tersebut di Riau sejauh ini baru terdeteksi di Kota Tembilahan untuk merek IO, dan Kota Selatpanjang untuk merek Farmer Jack. Namun, hingga kini BBPOM Pekanbaru tidak mengetahui perusahaan distributor tiga merek tersebut di Provinsi Riau.
Berita Lainnya
Mendag lepas ekspor produk ikan sarden senilai 2,7 juta dolar AS ke Australia
22 November 2022 12:27 WIB
Perusahaan perikanan nasional jamin kualitas produk ekspor ikan budi daya
02 February 2022 10:59 WIB
Lawan COVID-19, warga Siak dapat bantuan produk olahan ikan dari KKP
04 June 2020 15:38 WIB
Tingkatkan Daya Saing, DPK Riau Kembangkan Produk Olahan Ikan UMKM
26 February 2016 19:44 WIB
Dinkes Inhil Bersama Tim Gabungan Sidak 27 Ikan Kaleng Makarel Mengandung Cacing
29 March 2018 20:50 WIB
Akibat Temuan Mengandung Cacing, Pedagang Nasi Ampera jadi Enggan Membeli Ikan Sarden Kaleng
21 March 2018 23:00 WIB
Positif Mengandung Cacing, Izin Importir Makanan Kaleng Ikan Makarel Terancam Dicabut Jika...
21 March 2018 16:10 WIB
Ini 3 Produk Kaleng Sarden yang Mengandung Cacing dan Dampaknya Jika Dikonsumsi
21 March 2018 14:05 WIB