Bengkalis 21/2 (Antara) - Ribuan warga etnis Tionghoa di Sungai Pakning Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Riau, tumpah ruah turun ke jalan dalam rangka memeriahkan "Cue Lak", atau pawai hari keenam Tahun Baru Imlek 2569, Rabu.
"Tradisi Cue Lak ini memang dirayakan setiap tahunnya, dengan arak-arakan dimulai dari kelenteng Hick Hian Kiong menuju kota Pakning dan kemudian kembali lagi menuju kelenteng," kata ketua yayasan Wihara Dharma Sagar Sungai Pakning, Sumantri Yahya.
Menurutnya, perayaan ini merupakan salah satu ritual peringatan hari ulang tahun Dewa Ching Cui Choo She dengan pawai keliling di mulai dari Kelenteng Hock Hian Kiong di Desa Sungai Selari menuju kota Pakning.
Sebelum pawai dimulai, dilakukan ritual terlebih dahulu di Kelenteng Hock Hian Kiong, Diiiringi dentuman genderang dan irama lainnya yang dimainkan sejumlah anak-anak Tioghoa, satu persatu peserta dirasuki roh dewa dan ritual dimulai dengan cara menusuk mulut dengan besi dari berbagai ukuran, dan ada juga yang memukulkan pedang ke badan mereka, namun ironisnya tidak ada bekas luka terlihat dibadannya.
Setelah ritual selesai peserta pawai Cue Lak kemudian menuju kota pakning, selain itu bunyi petasan selama pawai dipasang peserta sepanjang jalan dan bunyi petasan yang bersambut itu menjadi suatu tradisi dalam perayaan ini.
Dalam pawai tersebut terlihat peserta pawai membawa sejumlah bendera dari berbagai bentuk dan juga peserta yang dirasuki roh dewa berjalan sambil diiringi dentuman genderang, bahkan ada juga peserta yang membawa tandu yang biasa disebut Kiu dan didalam tandu tersebut ada patung dewa.
Sesampainya arakakan di jalan Sudirman kota pakning tepatnya didepan Hotel Wisata, dilakukan ritual sembahyang yang dipimpin oleh seorang Tangkie atau biasa disebut pimpinan dewa.
Ritual oleh masyarakat tioghoa tersebut ada yang menggunakan kesempatan untuk meminta berkah kepada dewa mereka dengan memegang dupa sebagi simbol dari permintaan.
Atraksi demi atraksi dipersembahkan peserta pawai, selain ritual juga di lakukan permainan Kiu yang dimainkan sebanyak empat orang dengan cara mengoyangkan ke kiri dan kekanan.
Setelah ritual selesai dilakukan di jalan Sudirman, peserta pawai kembali menuju kelenteng Hick Hian Kiong. Pawai Cue Lak ini selain jadi perayaan bagi warga Tiogha juga menjadi perhatian bagi masyarakat tempatan yang ingin menyaksikan acara ritual tersebut. ***4***