Usai Dikukuhkan, Dai Kamtibmas Riau Dapat Pencerahan dari Ketum PBNU

id usai dikukuhkan, dai kamtibmas, riau dapat, pencerahan dari, ketum pbnu

Usai Dikukuhkan, Dai Kamtibmas Riau Dapat Pencerahan dari Ketum PBNU

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama Prof. DR. Said Aqil Siraaj memeberikan pemahaman toleransi kepada ratusan polisi dan para Dai Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Provinsi Riau.

"Setelah 13 tahun di Mekkah Nabi pindah ke kota Yatsrib, nabi hanya membawa pengikut 120 orang. Masuk Kota Yatsrib Nabi mendapatkan masyarakat yang plural, bhineka, majemuk, dan beragam," kata Said di Masjid Raya An Nur Pekanbaru, Senin Sore.

Jadi, lanjut dia, penduduk beragama Islam di sana adalah pendatang. Sebelumnya disana tinggal penduduk agama Nasrani, Yahudi, Majusi, dan Pagan penyembah berhala.

Namun setelah berkembang di sana, kata dia, nabi tidak mendirikan negara Islam. Tapi menjadi pemimpin daerah dan negara yang berdasarkan warga negara, bukan suku dan agama.

Lalu ketika sudah menjadi kuat kembali lagi ke Mekah tidak dengan membalas dendam tapi dengan memaafkan. Ketika Islam sudah mayoritas di Jazirah Arab pun nabi juga tidak menekankan dengan cara memaksa.

"Hingga akhirnya dikatakan siapa yang membunuh non muslim menghadap dulu kepadaku, tapi tidak aku terima. Orang yang tidak diterima nabi berarti masuk neraka. Membunuh non muslim saja masuk neraka, apalagi membunuh Muslim," ungkapnya.

Dia mengungkapkan juga adanya paham radikal mulai muncul pada Khalifah Ali Bin Abi Thalib. Dia yang akhirnya dibunuh oleh kaum yang tidak suka melihat cara Ali berdialog dalam menyelesaikan masalah.

Kaum itu adalah Khawariij yang menjadi cikal bakal radikalisme. Padahal kaum tersebut sholat dan bahkan hafidz Al-Quran, tapi begitu cepat mengkafirkan orang yang dianggapnya tidak menjalankan Hukum Allah.

Tapi selanjutnya di Indonesia, kata dia, Islam datang juga tidak dengan memaksa. Bahkan menyesuaikan dan menghargai budaya setempat. Itulah namanya Islam Nusantara.

Dia mencontohkan sesajen Kerbau di Masyarakat Jawa, penyebar agama Islam lalu meminta itu boleh ada tapi tidak untuk disembahkan ke makhluk ghaib. Akan tetapi untuk dimasak dan dimakan bersama lalu berdoa.

Ketum PBNU hadir dalam kegiatan Kepala Kepolisian Daerah Riau, Irjen Pol Zulkarnain mengukuhkan Dai Keamanan dan Ketertiban Masyarakat. Seluruh Riau ada 1.328 Dai Kamtibmas yang menerima arahan untuk mendakwahkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin.

Para Dai akan memberikan pemahanaman kepada yang lain yang masih ada punya keinginan mengubah siatem pemerintahan Islam Khilafah.

Hari ini 250 dikukuhkan di tingkat polda, untuk Polres dan Polsek nanti juga akan dibentuk. Ini adalah usaha kepolisian untuk menuebarkan paham Islam yang menerima perbedaan.

"Harapannya agar saudara dapat laksanakan tugas pokok dan fungsi masing-masing se-Riau sesuai dengan struktur jabatan. Semoga Allah meridhoi ikhtiar yang diuraikan," kata Kapolda Riau saat mengukuhkan secara simbolis dengan mengalungkan Sorban.

Sementara itu, Wagub Riau, Wan Thamrin Hasyim menyampaikan tantangan Riau terhadap iau yang memecah persatuan danbkeaatuan yang aemakin memgkhawatirkan. Salah satunya masuk dan berkembangnya berbagai paham radikal ke Indonesia.

"Namun toleransi di Riau sudah lama ada. Seperti acara Bakar Tongkang budaya etnis Tionghoa di Rokan Hilir. Saat ini dilakukan bersama-sama, mengangkat bersama-sama, tidak hanya oleh warga keturunan tionghoa," ungkapnya.

Hadir juga Staf Kapolri Bidang Sosial Politik, Irjen Pol Ike Edwin dalam rangka safari Ramadan Operasi Ramadaniya di Riau. Pihaknya mengkhawatirkan ha-hal memecahbelah persatuan Indonesia. Seperti intoleransi yang berkeinginan menjadi khilafah, dan ujaran kebencian yang menyebabkan persekusi.

"Untuk itu perlu kembali melihat catatan sejarah sejak sumpah pemuda Indonesia ini bersatu dari suku dan agama yang berbeda," ucapnya.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ikrar Dai Kamtibmas oleh ketuanya Prof. Ahmad Muhajidin. Yakni Dai memegang prinsip Islam ahli Sunnah wal Jamaah, berideologi pancasila, berkonsttitusi UUD 45, berkebudayaan Bhineka Tunggal Ika, dan selalu bersedia menyerahkan jiwa dan raga membela tanah air Indonesia serta mempertahanakan persatuan dan kesatuan nasional.

Berperan aktif dalam pembangunan nasional, mewujudkan kesejahteraan lahir batin untuk seluruh rakyat Indonesia yang berkeadilan, pantang menyerah dan tidak putus asa melawan pihak yang akan merongrong Pancasila Bhineka Tunggal Ika NKRI UUD 45 serta Peraturan Perundang-Undangan lainnya yang bertenteangan dengan reformasi dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus.