Jakarta (Antarariau.com) - Produksi minyak Indonesia yang terus turun dari tahun ke tahun sementara disisi lain kebutuhan terus bertambah cukup membuat risau Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan.
Berbagai upaya sudah dilakukan selama tujuh bulan dirinya menjabat selaku menteri termasuk merevisi PP No 79/2010 tentang pajak bagi industri Migas yang banyak dikeluhkan pengusaha bisnis bahan galian golongan A itu.
Mantan Menteri Perhubungan itu teringat saat Indonesia mampu memproduksi minyak
sebesar 1,7 juta barel perhari beberapa puluh tahun silam dan kementerian saat itu dipimpin oleh Prof Soebroto.
"Waktu itu pak Soebroto identik dengan jas dan dasi kupu-kupunya. Apa
saya mesti mengganti dasi seperti yang dipakai sekarang dengan dasi kupu kupu ya," ujarnya saat memberikan sambutan pada pembukaan kegiatan Indonesia Petroleum Association di Jakarta Convention Center, Rabu.
Tentu saja candaan Jonan itu membuat Soebroto yngg kini sudah berusia 93 tahun dan ikut hadir di acara itu tersenyum sumringah. Jonan lantas menambahi bahwa ia memiliki satu dasi kupu-kupu di rumah. "Mungkin itu saya harus pakai ya," ujarnya disambut gelak hadirin.
Mantan Dirut KAI itu menegaskan industri Migas ini paling sulit dipresiksi, dikeola dan
diharapkan itu. Pada April 2016 saat masih menjabat sebagai Menteri Perhubungan Jonan bertemu dengan petinggi perusahaan Mitsubishi yang menangani eksploitasi minyak.
Pada saat itu, ia berdiskusi panjang tentang kemungkinan harga minyak dunia pada 2017. "Kita sepakat taruhan dalam menebak harga minyak. Setiap selisih satu dolar, maka yang benar tebakannya akan dapat senilai itu juga," ujarnya sembari menambahkan bahwa Jonan memprediksi harga minyak 50 dolar AS perbarel, sementara Saguma eksekutif tersebut menebak 60 dolar AS perbarel.
"Nyatanya tebakan saya yang menang. Meski dia sudah 40 tahun di Mitsubisho Corp tapi tak bisa prediksi Migas. Bukan soal lama kerja tapi ini menyangkut kecerdasan. Prediksi saya lebih tepat, makanya diangkat jadi mentri ESDM," ujar Jonan disambut tawa dan tepukan tangan hadirin. Jonan dengan sigap juga mengeluarkan uang satu dolar AS dari dompetnya sebagai bukti ketepatan prediksinya.
Pada kesempatan itu Jonan menegaskan bisnis minyak memiliki tantangan berupa investasi yang besar sementara insentif masih kurang. Kedepan industri ini tantangannya makin berat hingga biaya perlu dikelola dengan baik. "Efisiensi pengelolan industi hulu sangat penting, pemerintah juga komitmen membantu pelaku industri ini termasuk perizinan dan regulasi," jelasnya.
Dicontohkan untuk blok Marsela saja sudah dibahas sejak 10 tahun lalu dan kegiatan sudah jalan dan itu lama sekali. "Saya minta K3S dan SKK bisa lebih praktis. Kalau prosesnya begitu lama berarti ada yang salah," ujarnya.
Berita Lainnya
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB
Sejumlah Produk Kosmetik Dan Makanan Kadaluarsa Disita Pihak Polres Bengkalis
16 December 2016 23:15 WIB