Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru mendeteksi dua titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, Senin pagi.
"Titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen terdeteksi di dua kabupaten di Riau," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru Slamet Riyadi di Pekanbaru.
Ia menjelaskan titik-titik panas yang terpantau satelit Terra dan Aqua pukul 07.00 WIB tersebut, berada di Kabupaten Indragiri Hilir dan Rokan Hulu.
Di Indragiri Hilir, satu titik panas dengan tingkat kepercayaan 53 persen terpantau di Kecamatan Tempuling, sedangkan di Rokan Hulu satu titik panas dengan tingkat kepercayaan 54 persen terdeteksi di Kecamatan Kunto Darussalam.
Dia mengatakan dua titik panas itu, seluruhnya tidak ada yang dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger telah menginstruksikan kepada jajaran satuan tugas kebakaran hutan dan lahan untuk meningkatkan kewaspadaan dan memantau keberadaan titik-titik panas tersebut.
Hingga Senin pagi, petugas masih terus memetakan wilayah yang terpantau titik panas tersebut.
Mayoritas dari petugas yang tergabung dalam satuan tugas siaga darurat karhutla Riau menyatakan belum terpantau kebakaran di titik panas itu. Namun, proses pemetaan akan terus dilangsungkan.
BMKG sebelumnya menyatakan Provinsi Riau mulai memasuki musim kemarau pada pertengahan hingga akhir Mei 2017. Kemarau diprediksi akan terus berlangsung hingga beberapa bulan mendatang.
Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya resmi memperpanjang status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan hingga November 2017 setelah berakhir pada 30 April lalu.
Edwar mengatakan perpanjangan status tersebut merupakan salah satu tindakan pencegahan memasuki musim kemarau dan el nino pada pertengahan hingga akhir Mei mendatang.