Pekanbaru (Antarariau.com) - Pembalakan liar menjadi ancaman serius bagi kelestarian Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu di Provinsi Riau karena aktivitas tersebut terlihat makin marak karena minimnya pengawasan.
Berdasarkan pantauan Antara menggunakan helikopter, Jumat, para pembalak terlihat "menjamur" mulai dari area hutan penyangga yang masuk ke wilayah Kabupaten Bengkalis. Dua sampan kecil terlihat dengan leluasa menarik kayu yang dihanyutkan di kanal. Panjang kayu olahan yang sudah berbentuk papan dan dijalin seperti rakit tersebut, diperkirakan mencapai sekitar 300 meter.
Kemudian di dalam hutan terlihat ada empat gubuk liar di tepi kanal, yang mengolah kayu berbentuk papan siap untuk dihanyutkan. Sementara itu, di tengah hutan terlihat kayu yang sudah rebah berderet seperti rel.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengakui bahwa pembalakan liar di kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, masih merajalela disana.
"Setidaknya ada lima titik lokasi pembalakan liar yang kami temukan di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil," kata Kepala Bidang Pengelolaan Wilayah II BBKSDA Riau, Heru Sukmantoro.
Hasil penelusuran tim BBKSDA Riau selama sepekan, terhitung sejak 13-17 Februari 2017, menunjukan banyak gubuk-gubuk liar, dan kayu-kayu hasil pembalakan liar. Namun, petugas tidak menemukan para pelaku karena diduga informasi perihal operasi tersebut telah "bocor" dan diketahui para pembalak.
Padahal, tim harus berjalan selama tiga jam untuk mencapai lokasi pembalakan liar melalui Desa Tasik Serai, Kecamatan Pinggir, Bengkalis.
Kepala Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah II Sumatera, Eduwar Hutapea mengatakan, pihaknya akan melakukan operasi terpadu bersama TNI dan Polri.
Temuan aktivitas pembalakan liar di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu tentu cukup mengejutkan. Pasalnya, akhir 2016 silam operasi terpadu pernah dilakukan. Saat itu tim membakar, menghancurkan dan menutup kanal-kanal yang terkait pembalakan liar.
Pascaoperasi terpadu, aktivitas pembalakan liar memang sempat terhenti. Namun, karena saat itu juga tidak ada yang berhasil ditangkap, disinyalir menjadi alasan para perambah kembali lagi. Terlebih, cukong atau pemodal seolah cukup "sakti" untuk tersentuh hukum.
Berita Lainnya
Pengawasan Narkoba di Riau Masih Minim
24 October 2014 18:44 WIB
Kembali Aktivitas Pembalakan Liar Ditemukan di Cagar Biosfer GSK-BB Bengkalis
23 February 2017 19:55 WIB
Setelah Lahan Terbakar, Dilakukan Aktivitas Pembalakan Liar di Meranti
16 February 2017 13:15 WIB
Tapir liar muncul di perumahan di Pekanbaru
29 March 2024 13:59 WIB
Polisi paksa turun delapan drone yang terbang liar di venue F1 Powerboat
04 March 2024 13:37 WIB
Gajah liar rusak kawasan wisata di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
02 March 2024 13:47 WIB
BKSDA Jambi halau kawanan gajah liar masuk ke Taman Nasional Bukit Tigapuluh
28 February 2024 14:15 WIB
Dua gajah liar di Pelalawan digiring keluar
02 February 2024 19:21 WIB