Minim Pengawasan, Aktivitas Pembalakan Liar Riau Makin Merajalela!!

id minim pengawasan, aktivitas pembalakan, liar riau, makin merajalela

Minim Pengawasan, Aktivitas Pembalakan Liar Riau Makin Merajalela!!

Pekanbaru (Antarariau.com) - Pembalakan liar menjadi ancaman serius bagi kelestarian Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu di Provinsi Riau karena aktivitas tersebut terlihat makin marak karena minimnya pengawasan.

Berdasarkan pantauan Antara menggunakan helikopter, Jumat, para pembalak terlihat "menjamur" mulai dari area hutan penyangga yang masuk ke wilayah Kabupaten Bengkalis. Dua sampan kecil terlihat dengan leluasa menarik kayu yang dihanyutkan di kanal. Panjang kayu olahan yang sudah berbentuk papan dan dijalin seperti rakit tersebut, diperkirakan mencapai sekitar 300 meter.

Kemudian di dalam hutan terlihat ada empat gubuk liar di tepi kanal, yang mengolah kayu berbentuk papan siap untuk dihanyutkan. Sementara itu, di tengah hutan terlihat kayu yang sudah rebah berderet seperti rel.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengakui bahwa pembalakan liar di kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, masih merajalela disana.

"Setidaknya ada lima titik lokasi pembalakan liar yang kami temukan di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil," kata Kepala Bidang Pengelolaan Wilayah II BBKSDA Riau, Heru Sukmantoro.

Hasil penelusuran tim BBKSDA Riau selama sepekan, terhitung sejak 13-17 Februari 2017, menunjukan banyak gubuk-gubuk liar, dan kayu-kayu hasil pembalakan liar. Namun, petugas tidak menemukan para pelaku karena diduga informasi perihal operasi tersebut telah "bocor" dan diketahui para pembalak.

Padahal, tim harus berjalan selama tiga jam untuk mencapai lokasi pembalakan liar melalui Desa Tasik Serai, Kecamatan Pinggir, Bengkalis.

Kepala Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah II Sumatera, Eduwar Hutapea mengatakan, pihaknya akan melakukan operasi terpadu bersama TNI dan Polri.

Temuan aktivitas pembalakan liar di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu tentu cukup mengejutkan. Pasalnya, akhir 2016 silam operasi terpadu pernah dilakukan. Saat itu tim membakar, menghancurkan dan menutup kanal-kanal yang terkait pembalakan liar.

Pascaoperasi terpadu, aktivitas pembalakan liar memang sempat terhenti. Namun, karena saat itu juga tidak ada yang berhasil ditangkap, disinyalir menjadi alasan para perambah kembali lagi. Terlebih, cukong atau pemodal seolah cukup "sakti" untuk tersentuh hukum.