Pekanbaru (Antarariau.com) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyatakan keberadaan satwa terus terancam akibat aktivitas pembalakan liar dan perambahan hutan.
"Pembalakan liar ini menyebabkan kerugian yang sangat besar. Selain kerugian kehilangan kayu, juga kerusakan ekosistem dan terancamnya keberadaan satwa," kata Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Mulyo Utomo di Pekanbaru, Rabu.
Mulyo mengatakan beberapa waktu lalu pihaknya menerima laporan keluarnya induk harimau serta anak-anaknya dari kawasan hutan. Harimau tersebut memasuki kawasan Pekan Heran, Kabupaten Indragiri Hulu.
Hal itu, katanya, bisa menjadi salah satu indikasi adanya pembalakan dan perambahan hutan.
Mulyo mengatakan hal tersebut saat menyinggung temuan aktivitas pembalakan liar di kawasan Swaka Margastwa Kerumutan. Kawasan konservasi yang membentang 120.000 hektare di wilayah Pelalawan dan Indragiri Hulu itu kini terancam rusak akibat masifnya aktivitas ilegalloging.
Terakhir, BBKSDA Riau menemukan tiga titik pembalakan liar di kawasan tersebut. Hasilnya seorang pelaku berhasil diciduk dari puluhan yang terindikasi terlibat. Sementara 100 meter kubik kayu Meranti diamankan.
Dia khawatir, rusaknya habitat asli satwa dilindungi itu akan berdampak luas termasuk mengganggu masyarakat.
Berdasarkan catatan Antara, hewan-hewan dilindungi yang masuk ke pemukiman masyarakat di Riau beberapa kali terjadi. Selain harimau, hewan yang kerap menggentayani penduduk itu adalah gajah dan beruang. Bahkan, kasus terakhir beruang sempat melukai penduduk di Kabupaten Rokan Hulu beberapa waktu lalu.
Pembalakan liar masih menjadi persoalan akut di Provinsi Riau. Terdapat tiga hutan konservasi yang kini terancam keberadaannya. Seperti SM Kerumutan, Taman Nasional Tesso Nilo dan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil.
Padahal pembalakan liar menjadi awal bencana kebakaran hutan dan lahan. Dari pembalakan liar, kemudian bersambung ke perambahan hutan hingga akhirnya pembakaran lahan. Itu yang terus berulang kali terjadi di Riau selama belasan tahun terahir.
Berita Lainnya
Lindungi ternak dari serangan harimau, BKSDA Sumbar bangun kandang komunal
29 February 2024 17:02 WIB
BKSDA Jambi halau kawanan gajah liar masuk ke Taman Nasional Bukit Tigapuluh
28 February 2024 14:15 WIB
BKSDA Sumbar tutup aktivitas pendakian empat gunung pascaerupsi Gunung Marapi
20 December 2023 10:15 WIB
BKSDA Jambi berhasil ungkap tiga kasus perdagangan kulit Harimau Sumatera
14 November 2023 12:48 WIB
Kerja sama BKSDA, Bupati Bengkalis minta perangkat daerah laksanakan RPP dan RKT
07 June 2023 19:57 WIB
BKSDA atasi gangguan gajah liar di kebun nilam pedalaman Aceh Jaya
06 May 2023 13:04 WIB
Harimau pemangsa warga Siak diburu
24 April 2023 16:29 WIB
BKSDA sebut 40 pendaki berada di Gunung Marapi Sumbar saat erupsi
07 January 2023 12:09 WIB