Pakar: Apapun Alasannya, Kekerasan Dalam Dunia Pendidikan Harus Dipertanggungjawabkan

id pakar apapun, alasannya kekerasan, dalam dunia, pendidikan harus dipertanggungjawabkan

Pakar: Apapun Alasannya, Kekerasan Dalam Dunia Pendidikan Harus Dipertanggungjawabkan

Pekanbaru (Antarariau.com) - Pakar Hukum Pidana dari Universitas Riau, DR. Erdianto Effendi, SH. Mhum mengatakan kekerasan dalam masa orientasi apalagi sampai menyebabkan luka atau matinya orang adalah kejahatan yang harus dipertanggungjawabkan di depan hukum administrasi, perdata dan pidana khususnya pasal 359 KUHP.

"Dalam hukum pidana pertanggungjawaban bersifat individual, pelaku bertanggungjawab sejauh bagaimana peranannya dan yang menjadi penyebab matinya korban yang harus bertanggungjawab,"kata dia di Pekanbaru, Rabu.

Pendapat demikian disampaikannya terkait mahasiswa UII yaitu Muhammad Fadli (19), Syaits Asyam (19), dan Ilham Nurfadmi Listia Adi (20), meninggal dunia setelah mengikuti kegiatan pendidikan dasar Mapala Unisi UII di lereng Gunung Lawu. Diduga terjadi aksi kekerasan kepada ketiganya karena di sekujur tubuh mereka ditemukan bekas luka dan memar.

Menurut dia, secara administratif dan perdata, lembaga kampus dan organisasi kemahasiswaan juga dapat diminta pertanggungjawaban.

Ia mengatakan, kekerasan dalam masa orientasi mahasiswa baru, jamak terjadi, bahkan juga terjadi di sekolah menengah.

"Kekerasan muncul sebagai sikap berlebihan dalam rangka menanamkan disiplin dan solidaritas korp di antara satu kesatuan," katanya.

Akan tetapi di luar terjadinya kekerasan yang berlebihan sehingga menyebabkan luka atau mati peserta orientasi dalam pelaksanaan orientasi dengan disiplin yang tegas tentu saja memberikan efek yang positif yaitu meningkatnya solidaritas diantara sesama satu almamater.

Kampus-kampus yang tidak mengadakan orientasi bagi mahasiswa barunya, secara ketat cenderung akan menghasilkan mahasiswa yg cuek dan tidak beretika baik kpd senior maupun dosen dan pegawai.

"Namun demikian, perlu disadari bahwa penanaman solidaritas almamater tidak harus dilakukan dengan cara kekerasan," katanya dan menambahkan kegiatan orientasi mahasiswa baru dapat dilakukan dengan kegiatan sejenis outbound untuk memupuk solidaritas.