November 2016, Daya Beli Sektor Perikanan Riau Turun 0,24 Persen

id november 2016, daya beli, sektor perikanan, riau turun, 024 persen

November 2016, Daya Beli Sektor Perikanan Riau Turun 0,24 Persen

Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada November 2016, daya beli sektor perikanan mengalami penurunan sebesar 0,24 persen.

"Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen, relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,67 persen," kata kepala BPS Riau, Aden Gultom di Pekanbaru, Kamis.

Menurut dia, pada November 2016 naiknya harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya harga pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,73 persen khususnya udang, bawal, tenggiri dan lainnya.

Ia menyebutkan, naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,81 persen khususnya cabai merah, rokok kretek filter, ongkos angkutan dalam kota, rokok kretek, beras dan lainnya.

"Untuk indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,34 persen khususnya solar, dedak, motor temple, benih gurame dan lainnya," katanya.

Ia menyebutkan, untuk kelompok penangkapan ikan pada November 2016, mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Kenaikan ini, katanya, terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,73 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang harus dibayar petani yang tercatat sebesar 0,71 persen.

"Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga di sebagian besar ikan pada kelompok penangkapan perairan laut sebesar 1,51 persen khususnya udang, bawal, tenggiri dan lainnya," katanya.

Sedangkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,81 persen khususnya cabai merah, rokok kretek filter, ongkos angkut dalam kota, rokok kretek, beras dan lain-lain. Sedangkan indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,50 persen khususnya solar, motor tempel dan lainnya.

Ia mengatakan, untuk Kelompok Budidaya Ikan pada November 2016, mengalami penurunan sebesar 0,69 persen. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 0,09 persen. Sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,60 persen.

Turunnya indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga sebagian besar ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 0,09 persen khususnya lele dan bawal.

Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,81 persen khususnya cabai merah, ongkos angkut dalam kota, rokok kretek filter, rokok kretek, beras dan lainnya.

Namun untuk indeks BPPBM naik sebesar 0,11 persen khususnya pada dedak, benih gurame, pupuk kandang dan lainnya.