Dumai, Riau (Antarariau.com) - Kepala Bagian Keuangan Pemerintah Kota Dumai Harman menyebut realisasi pendapatan daerah hingga akhir November 2016 sudah mencapai 71 persen atau Rp839 miliar dari target Rp1,196 triliun.
"Serapan belanja dan realisasi pendapatan akan masih berjalan hingga akhir tahun dan kita optimis bisa maksimal," kata Harman, Kamis.
Untuk perolehan pendapatan daerah terbesar bersumber dari dana perimbangan sekitar 80 persen dari target Rp786 miliar, terdiri bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus.
Sumber pendapatan daerah lain yaitu pendapatan asli daerah tercapai Rp140 miliar atau 79 persen dari target Rp182 miliar, berasal dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan dan lain yang sah.
"Pendapatan daerah lain yang sah saat ini sudah mencapai 56 persen dari target Rp115 miliar, berasal dana bagi hasil pajak dari provinsi dan bantuan keuangan," sebutnya.
Terkait jelang akhir tahun ini, Bagian Keuangan Setdako Dumai berencana menerima pengajuan pencairan anggaran paling lambat hingga 22 Desember, kecuali untuk kegiatan terikat perjanjian pekerjaan.
Karena itu, dia mengimbau seluruh satuan kerja perangkat daerah agar segera memasukkan berkas usulan pencairan anggaran sebelum jatuh tempo ditetapkan agar tidak terkendala.
"Usulan permintaan bayar kita rencanakan hingga 22 desember, tapi untuk pencairan anggaran tetap akan dilayani hingga 31 Desember," ujarnya.
Sedangkan untuk serapan belanja daerah terdiri dari pembiayaan kegiatan pembangunan dan belanja pegawai per akhir November, menurut dia dinilai cukup bagus karena sudah mencapai 68 persen atau Rp856 miliar dari target Rp1,2 triliun.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kota Dumai Said Mustafa mengatakan besaran APBD 2017 diprediksi bakal turun dari total 2016 Rp1,196 triliun jadi Rp1,045 triliun karena potensi pendapatan daerah tidak capai target.
"Penurunan angka APBD di antaranya karena berpotensi terjadi pengurangan dana perimbangan sebesar Rp44 miliar bersumber dari keuangan pusat," kata Said.
(Infotorial/Pemko Dumai)