Washington (Antarariau.com) Samsung mengumumkan pada Jumat (9/12) akan menonaktifkan smartphone Galaxy Note 7 di pasar Amerika Serikat (AS) untuk memaksa pemilik yang masih tersisa agar berhenti menggunakan perangkat itu demi alasan keamanan.
Raksasa elektronik Korea Selatan yang menjadi penjual smartphone terbesar di dunia mengatakan 93 persen ponsel Note 7 di AS sudah dikembalikan ke perusahaan setelah penarikan sebelumnya pada tahun ini.
Hal itu dilakukan di tengah laporan adanya perangkat yang meledak atau terbakar.
Namun untuk mengumpulkan perangkat yang tersisa dari pasar, Samsung mengatakan mereka akan mengirimkan update melalui over-the-air (OTA) yang akan membuat ponselnya tidak bisa isi ulang daya.
Untuk meningkatkan partisipasi (dalam penarikan), sebuah update perangkat lunak akan dirilis mulai 19 Desember, yang akan membuat perangakt Galaxy Note 7 di AS tidak bisa isi ulang daya dan akan menghapuskan kemampuannya berfungsi sebagai perangkat seluler, kata Samsung dalam sebuah pernyataan dilansir dari AFP, Sabtu.
Samsung menarik sekitar 2,5 juta unit Note 7 di 10 pasar menyusul keluhan baterai lithium-ion mereka meledak ketika isi ulang daya. Mereka kemudian harus meningkatkan langkah saat muncul laporan bahwa ponsel penggantinya juga terbakar.
Berita Lainnya
Samsung Indonesia Akan Refund Perangkat Note7 Yang Banned Di Soeta
19 November 2016 9:15 WIB
Kegagalan Galaxy Note7 Membuat Laba Samsung Menurun Hingga 95 Persen
28 October 2016 8:50 WIB
Insiden Terbakarnya Galaxy Note7 Masih Menjadi Misteri
25 October 2016 8:28 WIB
Samsung Electronics Co. Dan Nasib Galaxy Note7
20 October 2016 8:57 WIB
iPhone Sebagai Peralihan Pengguna Samsung Galaxy note7
19 October 2016 10:08 WIB
Amerika Larang Adanya Galaxy Note7 Dalam Penerbangan
16 October 2016 13:13 WIB
Dicap Gagal, Namun Peminat Galaxy Note7 Terus Meningkat
15 October 2016 10:58 WIB
Pihak Samsung Masih Melakukan Penyelidikan Terkait Note7
14 October 2016 9:55 WIB