Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Urusan Logistik Provinsi Riau -Kepulauan Riau menargetkan akan menyerap padi petani lokal pada musim panen kali ini sebanyak 5.000 ton.
"Kami optimistis menjelang akhir tahun Bulog akan membeli produksi panen padi petani hingga 5.000 ton," kata Kepala Bidang Pelayanan Publik Bulog Divre Riau-Kepri Tommy Despalingga di Pekanbaru, Minggu.
Tommy menjelaskan penetapan target ini didasari oleh masih ada wilayah di Riau yang belum melakukan panen raya padi.
"Kabupaten Tembilahan dan Bunga Raya Desember mendatang akan melakukan panen raya," terang Tommy.
Menurut dia dengan demikian pihaknya sudah melakukan pemantauan jika harga padi petani di wilayah tersebut di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) maka Bulog akan menyerapnya agar tidak merugi.
Tommy menambahkan sejauh ini pihaknya sudah mampu membeli padi petani sebanyak Rp1.300 ton.
"Kita lihat saja sampai Desember nanti masih akan nambah," tegasnya.
Adapun wilayah yang sudah melakukan panen padi Tembilahan, Kampar, Siak dan Rokan Hilir serta Kuala Kampar.
Menurut dia tujuan pembelian padi petani ini untuk menyerap panen gabah di wilayah itu.
Selain juga sambung dia, memberikan harga jual yang bagus buat petani gabah dan memenuhi pasokan beras di pasar Bulog Mart.
Ia juga berjanji akan terus melakukan pembelian padi petani selagi masih ada produksinya dengan harga yang jauh lebih bagus dari harga tengkulak.
Sebelumnya diberitakan Badan Urusan Logistik Riau-Kepri menyebutkan masyarakat setempat tidak perlu khawatir akan kekurangan kebutuhan pokok beras karena stok cukup hingga empat bulan mendatang.
"Saat ini ada sekitar 20.000 ton beras di gudang kami," katanya.
Tommy Despalingga menjelaskan pengadaan stok beras untuk kebutuhan Riau - Kepri ini dipasok dari sentra beras lokal dan luar provinsi.
"Pengadaan beras untuk Riau - Kepri itu didapat dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur," ucapnya.
Menurut dia lagi, pihaknya sengaja memenuhi kebutuhan Riau - Kepri hingga Februari 2017. Karena mengingat musim tanam baru akan mulai ketika itu.
Dengan stok 20.000 ton, jika didistribusikan untuk kebutuhan per bulannya sekitar 5.000 ton maka cukup hingga Februari 2017.