Modifikasi Cuaca, Riau Dilanda Hujan Buatan

id modifikasi cuaca riau dilanda hujan buatan

Modifikasi Cuaca, Riau Dilanda Hujan Buatan

Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyebut, hujan buatan dengan teknologi modifikasi cuaca semakin membuat timbulkan potensi hujan melanda wilayah di Provinsi Riau demi mencegah kebakaran lahan dan hutan.

"Hujan deras, tapi dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi. Apalagi teknologi modifikasi cuaca dilakukan hujan buatan yakni menyemai garam di atas awan," papar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Rabu.

Dia berujar, secara umum wilayah di provinsi tersebut dilanda cuaca cerah hingga berawan terutama pada siang hari dan disertai angin bergerak dari arah Barat Daya menuju Barat Laut dengan kecepatan lima hingga 16 knot atau 10 sampai 27 kilometer per jam.

Potensi hujan, katanya, disertai petir dan angin kencang diperkirakan dapat terjadi di sebagian besar wilayah Riau terutama sejumlah daerah di bagian pesisir Timur, Selatan dan Tengah pada siang, sore atau malam hari.

Tercatat pada Selasa (19/7), enam kabupaten/kota di Riau terjadi hujan intensitas ringan seperti Koto Kampar di Kampar dengan curah 12,1 milimeter (mm), lalu Tembilahan di Indragiri Hilir 11,2 mm, Pelalawan 5 mm, Dumai 1,9 mm dan Meranti di Kepulauan Meranti 0,2 mm.

Pada Senin (18/7), tujuh daerah di provinsi itu dilanda hujan seperti Rengat di Indragiri Hulu 89,7 mm, kemudian Tembilahan di Indragiri Hilir 15,5 mm, Bangkinang dan Koto Kampar di Kampar masing-masing 4,7 mm dan 2,9 mm, Meranti 3 mm, Pekanbaru 2 mm, Sei Pakning di Bengkalis 1,1 mm serta Dumai 0,2 mm.

"Tim satga (satuan tugas) sedang memanfaatkan titik-titik awan yang berpotensi untuk terjadinya hujan dengan menggunakan pesawat untuk menabur garam di wilayah Riau," ucap Slamet.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengaku, telah menyebar delapan ton garam di langit wilayah Riau sebagai upaya menghasilkan hujan buatan guna mencegah dan menanggulangi karlahut di wilayah itu.

"Secara keseluruhan sebanyak delapan ton garam telah disebar sejak dimulainya program teknologi modifikasi cuaca (TMC)," kata anggota Satgas Udara Karhutla Riau, Lettu Sherif Yanuardi.

Program TMC yang dilakukan BPPT bersama dengan Satgas Karhutla Riau dimulai sejak Jumat (15/7) atau pekan lalu. Operasi TMC itu, menggunakan pesawat jenis Cassa 212 merupakan bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Pesawat yang mampu mengangkut satu ton garam dengan sasaran awan Cumulus pada ketinggian 9.000 hingga 12.000 kaki tersebut terus beroperasi hampir setiap hari.

Beberapa wilayah yang telah disemai garam yakni bagian pesisir Riau seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, Siak. Kemudian penyemaian garam juga dilakukan di langit Pelalawan.

"Seperti yang dilakukan hari ini, pesawat menyemai satu ton garam dengan sasaran Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai pada ketinggian 8.500 kaki," katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau, Edwar Sanger mengatakan, teknologi modifikasi cuaca hujan buatan akan terus dilakukan hingga Riau memasuki musim hujan pada bulan September.

Keberadaan titik api di Riau dalam sebulan terakhir terpantau terus meningkat. Kebakaran lahan dan hutan telah terjadi di sejumlah wilayah tersebut seperti Pelalawan, Siak, Dumai, dan Kampar.

Untuk memadamkannya, Satgas Karhutla telah mengerahkan dua unit helikopter dan dua pesawat pengebom air. "Kami mencatat 1.400 hektare lahan dan hutan di Riau telah terbakar sejak Januari tahun ini," terangnya.