Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, telah menghasilkan batik tulis dengan motif asam telunjuk sebagai motif khas daerah tersebut. "Selama ini motif batik hanya milik Provinsi Riau, kami diminta oleh istri Wali Kota Pekanbaru untuk menciptakan motif khusus Pekanbaru," ungkap pemilik sanggar galleryD-kreasi batik Pekanbaru,Khairudin Pulungan, di Pekanbaru, Jumat.
Asam telunjuk merupakan bumbu masakan khas daerah tersebut yang juga menjadi ikon budaya Melayu.
Menurut Khairudin Pulungan, desain batik motif asam telunjuk ini merupakan karya anak Pekanbaru yang terinspirasi dari kekayaan alam dan budaya Melayu.
Pekanbaru memiliki pohon buah asam telunjuk, yang menjadi bahan bumbu masakan Melayu, yakni asam pedas ikan patin dan baung.
"Resep asam pedas ikanpatin dan baung menggunakan asam telunjuk sebagai pencipta rasa khusus," katanya.
Motif batik tulis terinspirasi dari bentuk daun dan buah pohon asam telunjuk yang lonjong.
"Batik motif asam telunjuk ini akan jadi ikon bagi Kota Pekanbaru, dan diperkenalkan pada setiap kegiatan nasional maupun internasional," tambah dia.
Wali Kota Pekanbaru, Firdaus, menyambut baik karya putra daerah ini yang mencirikan budaya Melayu.
Ia minta SKPD terkait mematenkan motif asam telunjuk manjadi satu produk kebanggaan Pekanbaru yang bisa dijadikan souvenir bagi wisatawan.
Ia juga berpesan agar Dinas Koperasi mendorong industri batik rumah tangga di Pekanbaru dikembangkan dan dibantu permodalannya.
Sementara untuk pemasaran batik yang diakui masih menjadi kendala, diharapkan instansi dan sekolah-sekolah di Pekanbaru dapat memberdayakan penggunaan batik sekali sepekan.
Selembar batik tulis bermotif asam telunjuk dihargai Rp250 ribu untuk jenis kain biasa. Sementara batik berbahan sutera bisa mencapai Rp1 juta.