Rimba Melintang, Rohil (Antarariau.com) - Masyarakat Kepenghuluan Lenggadai Hilir, Kecamatan Rimba Melintang, Kabupaten Rokan Hilir, Riau mengaku kecewa atas pengerjaan proyek semenisasi Jalan Utama didaerahnya diduga tidak sesuai perencanaan (bestek).
Masyarakat setempat meminta kepada Pemkab Rohil melalui Dinas Bina Marga dan Pengairan untuk mengevaluasi kinerja rekanan kontraktor yang melaksanakan pembangunan Jalan asal-asalan.
Arifin (38), warga Kepenghuluan Lenggadai Hilir, Kecamatan Rimba Melintang mengatakan, dirinya juha ikut sebagai pekerja semenisasi jalan tersebut dan mengaku tebal Jalan yang seharusnya 15 centimeter, namun dikerjakan hanya 6-7 centimeter dengan modus menenggelamkan mal.
"Memang saya selaku kepala tukang, namun semua itu dipaksakan oleh si pemilik CV (rekanan kontraktor)," katanya.
Selain itu, ketidakwajaran pengerjaan jalan itu sangat tidak bisa diterima oleh akal sehat.
"Untuk ukuran campuran adukan coran, pekerja yang sebagian dibawa kontraktor dari daerah Duri yang mengaduk setengah sak semen 50 kilogram untuk satu takaran mesin pengaduk (molen)," ujar Arifin.
Warga lainnya Kliwon (58) menuturkan, kecurangan pengerjaan Jalan Utama itu tidak hanya di campuran semen, tapi juga tanah dipinggir jalan digali dan ditimbun diatas jalan semenisasi lama, bahkan di lobang galian itu pula mal atau papan dipasang.
"Sisi pinggir digali agar dalam dan tebal ditengah sekitar 6 centi saja, pengecoran dimulai dengan adonan setengah sak semen," kata Kliwon saat ditemui dilokasi pengerjaan, Rabu.
Lebih lanjut dia mengatakan, selaku warga tempatan yang ikut bekerja mengaku heran dan tidak ingin pembangunan di daerahnya dikerjakan asal jadi.
"Saya tanya sama kontraktornya yang biasa disapa Eno, kenapa pinggiran jalan untuk mal digali dan mereka tidak menjawab malah terus melanjutkan pekerjaan," ucapnya kesal.
Bahkan, ia sendiri sudah berusaha menegur kontraktor pelaksana, namun tidak diindahkan padahal sebelumnya sempat membuat kesepakatan antara rekanan kontraktor dengan penghulu setempat dan disaksikan oleh PPTK tentang pelaksanaan jalan tersebut.
Dengan komitmen tersebut, kata dia kontraktor akan memperbaiki jalan yang terlanjur parah dikerjakan dengan cara dibongkar kembali karena tidak sesuai dengan spek kerja.
"Sampai saat ini belum lagi diperbaiki, sementara pekerjaan terus saja dilanjutkan," katanya.
Ia mengaku kesal dengan kejadian ini karena merasa direndahkan oleh pihak rekanan, sebab kesepakatan sebelumnya tentang pelaksanaan semenisasi Jalan Utama dinilai dikerjakan asal jadi.
"Kita menahan kerja kemarin karena kerja mereka sangat tidak bisa diterima dan merugikan masyarakat, pokoknya pengerjaan jalan kami stop," sebut dia. (Adv)