Pekanbaru, (Antarariau.com) - Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM), Sumatera Barat, dapat limpahan penumpang dari Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Pekanbaru, Riau, akibat kabut asap.
"Kami perkirakan sekitar 80 persen calon penumpang terbang melalui BIM karena jarak tempuh lebih dekat dibandingkan ke Kuala Namu," papar Kepala Divisi Pelayanan dan Operasional Bandara Internasional SSK II, Hasturman Yunus, di Pekanbaru, Rabu.
Pada kondisi normal bandara setempat melayani tidak kurang dari 66 kali penerbangan, baik rute domestik maupun internasional, dengan jumlah penumpang mencapai 8.000 orang setiap hari.
Aktivitas penerbangan itu dilakukan oleh 11 maskapai rute domestik seperti Garuda Indonesi, Lion Air, Batik Air, Citilink, dan Sriwijaya Air melayani tujuan Cengkareng, Banten, dan Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Tujuan Batam dilayani oleh Citilink dan Lion Air, tujuan Medan dilayani Lion Air, tujuan Yogyakarta dan Surabaya dilayani Citilink, tujuan Bandung dilayani AirAsia dan beberapa rute perintis dilayani Susi Air.
Sedangkan rute internasional tujuan Singapura dilayani Silk Air, tujuan Kuala Lumpur dilayani AirAsia, Subang (Malaysia) dilayani Firefly, dan Malindo Air melayani tujuan Malaka, Malaysia.
"Jadi karena banyak penerbangan batal, maskapai tidak bisa melayani penumpang. Padahal penumpang dalam satu hari bisa mencapai 7.000 sampai 8.000-an orang. Hitung saja sudah berapa banyak penerbangan batal," ucap dia.
Pengelola Bandara Internasional SSK II Pekanbaru menyebut, 44 dari total 78 penerbangan dari dan menuju Pekanbaru pada hari ini telah dibatalkan oleh maskapai karena terbatasnya jarak pandang akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan.
"Informasi pagi ini sesuai jadual terdapat 78 penerbangan. Tapi yang telah membatalkan 44 penerbangan, sisa 34 penerbangan lagi," terang Airport Duty Manager Bandara Internasional SSK II, Hasnan Siregar.
Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Pekanbaru selama asap melanda daerah tersebut, penumpang bus travel meningkat 15 persen terutama tujuan Padang.
"Ada peningkatan sekitar 10 sampai 15 persen per hari dibanding hari biasa khusus tujuan Padang atau kembali," papar Ketua Organda Kota Pekanbaru, Syaiful Alam.
Ia menjelaskan bahwa peningkatan penumpang dari Pekanbaru tujuan Padang disebabkan karena tidak terdapat kepastian operasional Bandara Internasional SSK II sehingga para calon penumpang pesawat memiilih bandara alternatif.
Alternatif itu melalui BIM merupakan bandara terdekat dengan menempuh perjalanan darat sekitar tujuh jam dari Pekanbaru.
"Berangkat malam, pagi dia sudah sampai dan lansung terbang. Ada yang berangkat pagi. Kalau dia berangkat jam 08.00, masih bisa dapat pesawat sore," katanya.