Sambungan dari hal 1 ...
Ia menyebutkan Kapal Baruna Jaya I memiliki panjang 60,40 meter lebar 11,60 meter serta berat 1.184 ton dengan kecepatan 10 knots.
Ismail menceritakan kapal ini berhasil melakukan verifikasi kotak hitam pesawat Air Asia dengan menggunakan alat yang disebut Pinger Locator di Perairan Selat Karimata.
"Alat tersebut digunakan untuk mendeteksi logam yang berada di bawah laut," kata dia.
Sementara Mualim I Kapal Baruna Jaya I Anwar Latif menjelaskan kapal terdiri atas lima dek yaitu anjungan, ruang akomodasi, ruang penelitian dan pengolahan data, ruang istirahat, makan dan hiburan, ruang dapur, laundri, ruang medis da ruang penyimpanan logistik .
Ia mengaku bangga bisa menjadi bagian dari kapal Baruna Jaya I karena di Tanah Air belum banyak kapal yang dirancang untuk melakukan penelitian laut.
"Walaupun sering berpisah dengan keluarga tapi Baruna Jaya ikut berperan pada kejadian penting seperti pencarian kotak hitam Air Asia," ucap dia.
Sementara perwakilan Konsulat Amerika Serikat di Medan Trevor R Olson mengatakan pihaknya mengikutkan dua peneliti dari negara itu pada program INAPRIMA.
"Kami senang bisa bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam melaksanakan observasi kelautan," kata dia.
Ini langkah bagus untuk lebih meningkatkan kerja sama di bidang kelautan karena semua data yang diperoleh akan banyak bermanfaat bagi dunia, ucap dia.
Ia mengatakan melalui penelitian ini akan dapat diprediksi cuaca ekstrem di laut sehingga dapat dilakukan antisipasi untuk menyelamatkan nyawa manusia.
Trevor menjelaskan lembaga penelitian atmosfer dan kelautan Amerika Serikat National Oceanic and Atsmopheric Administration (NOAA) telah lama menjalin kerja sama penelitian kelautan dengan pemerintah Indonesia.
Penelitian kali ini akan membantu memahami hubungan antara atmosfer dengan laut untuk memprediksi perubahan iklim jangka panjang dan dampaknya, ucap dia.
"Ini penting karena dua per tiga wilayah Indonesia adalah laut dan tiga per empat wilayah dunia adalah laut," ujar dia.
Menurutnya, jutaan orang tergantung hidupnya pada laut sebagai mata pencaharian dan basis ketahanan pangan.
"Apalagi laut Indonesia adalah rumah bagi berbagai macam biota yang perlu dijaga agar tidak rusak," lanjut dia.
Ia menambahkan Amerika Serikat berkomitmen melindungi dan membantu Indonesia dalam bidang kemaritiman serta melestarikan keanekaragaman hayati serta mewujudkan ketahanan pangan yang bersumber dari laut.
Pada bagian lain, Kepala Bidang Informasi Agroklimat dan Iklim Maritim BMKG Nelly Florida Riyana mengatakan sesuai arahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, BMKG ditunjuk sebagai koordinator bidang observasi maritim.
Pelaksanaan kegiatan pelayaran InaPRIMA 2015 sebagai respons BMKG sekaligus langkah awal mendukung upaya peningkatan observasi maritim melalui pemanfaatan hari layar, kata dia.
Ia mengatakan dalam rangka mendukung pembangunan bidang kemaritiman BMKG tidak hanya berhenti pada level memberikan layanan informasi cuaca dan iklim saja kepada para pengguna.
Sejak 2013 telah dilakukan modernisasi peralatan observasi, pengolahan dan teknologi diseminasi informasi telah dirintis, kata dia.
Ia mengatakan dengan adanya respons cepat dan tindakan konkret dari masyarakat, kementerian, lembaga dalam pembangunan kemaritiman, maka jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa maritim yang sudah lama terabaikan terangkat kembali.