Pekanbaru, (Antarariau.com)- Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti pada tahun ini menargetkan untuk membangun ratusan kakus atau toilet percontohan untuk memerangi budaya buang air besar sembarangan, yang masih banyak dilakukan oleh masyarakat di daerah pesisir Provinsi Riau itu.
"Anggarannya untuk kakus percontohan kita titipkan ke anggaran desa. Totalnya ada 101 desa pada tahun ini yang menjadi lokasi program kakus percontohan," kata Bupati Kepulauan Meranti, Irwan Nasir, di Pekanbaru, Minggu.
Ia mengakui budaya buang air besar (BAB) di tengah masyarakat Meranti masih ada. Menurut dia, hal ini disebabkan kondisi geografis Meranti yang terdiri dari banyak pulau sehingga termasuk daerah yang cukup terpencil.
Ia mengatakan penduduk disana hidup tersebar di tepi pantai dan pinggir sungai, yang membuat budaya BAB sembarangan masih banyak dilakukan karena warga tidak biasa membangun kakus di rumah mereka.
"Padalah budaya ini menimbulkan pencemaran lingkungan dan penyakit yang sifatnya massal, seperti kolera. Karena itu, untuk memerangi budaya itu pemerintah daerah melakukan gerakan untuk tidak buang air besar sembarangan," katanya.
Pemerintah daerah setempat juga mengajak masyarakat untuk melakukan deklarasi untuk tidak buang air besar sembarangan. Delkarasi ini biasanya dilakukan beramai-ramai di desa lokasi program itu, dan secara bersama-sama mereka meneriakan tekad yang berbunyi: "Kami Berjanji tidak akan buang air besar sembarangan lagi".
Irwan mengatakan alokasi dana anggaran untuk 101 desa pada tahun ini besarnya beragam yang berkisar Rp700 juta hingga Rp900 juta per desa. Dengan pembangunan kakus percontohan ini, pemerintah daerah berharap masyarakat bisa menghilangkan budaya lama itu dan menyontoh kakus yang ada untuk dibangun di rumah masing-masing.
"Tidak semua anggaran itu untuk bangun kakus, tapi diantaranya untuk bangun kakus percontohan. Misalkan untuk satu RT mungkin bisa dibangun dua kakus," ujarnya.