Imigran Berkeliaran Bebas Di Pekanbaru

id imigran berkeliaran, bebas di pekanbaru

Imigran Berkeliaran Bebas Di Pekanbaru

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Sejumlah imigran asal berbagai negara Timur Tengah terpantau berkeliaran dengan bebas ke sejumlah lokasi di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Senin, tanpa pengawasan.

Para imigran tersebut terlihat berada di sejumlah lokasi keramaian seperti di mal dan di kawasan rekreasi.

Sekelompok imigran pada pagi hari terlihat berada di sekitar kawasan bekas Purna MTQ yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman.

Mereka terdiri dari dua anak perempuan dan tiga laki-laki dewasa bertubuh tinggi dan kekar serta satu wanita berhidung mancung rambut pirang dan kulit putih.

Kelompok imigran ini berjalan mengintari bekas Purna MTQ mengenakan pakaian olahraga. Mereka tidak bisa berkomunikasi bahasa Indonesia.

Sementara itu pada siang hari, kelompok imigran lainnya tampak berjalan di sekitar pusat keramaian Plaza Sukaramai yang berlokasi di Jalan Sudirman, Pekanbaru.

Kelompok ini terdiri dari tiga pria remaja, satu bertubuh gemuk dan dua kurus dengan mata bundar dan hidung yang mancung. Mereka sedikit mengerti berbahasa Indonesia.

"Kami tidak dilarang keluar," kata salah seorang di antara imigran tersebut tanpa menyebutkan nama dan asal negara mereka.

Pada sore hari, banyak imigran berada di halaman Masjid Agung An Nur yang berlokasi di Jalan Hangtuah. Mereka berolahraga bersama ratusan masyarakat lainnya, mengitari lapangan yang ada di dalam pekarangan masjid.

Kepala Kantor Imigrasi Pekanbaru, Amran Aris menyatakan pihaknya memang memberi izin keluar para imigran tersebut.

Namun Amran mengatakan, ada batasan jam keluar dan akan memberi sanksi bagi imigran yang terindikasi berkeliaran melanggar jam ke luar, dengan memasukkan ke sel kantor imigrasi.

"Saya menerapkan jam-jam keluar. Pukul 08.00-12.00 WIB boleh keluar, Pukul 12.00-16.00 WIB masuk. Pukul 16.00-20.00 WIB keluar dan setelah itu masuk lagi agar tak berkeliaran. Kalau terindikasi melanggar jam tersebut akan dimasukkan ke sel imigrasi," katanya.

Dia menjelaskan, hal ini dilakukan untuk mewaspadai imigran yang diduga meresahkan masyarakat Pekanbaru. Selain itu, ini juga merupakan hasil rapat bersama Wali Kota Pekanbaru untuk memberi batas dan waktu dan pemberian "Name Text" berbeda berdasarkan penempatan.

Tidak hanya itu, dia mengatakan juga akan membatasi area lokasi imigran bisa bepergian. Salah satunya, kata dia, adalah objek vital dekat bandara Pekanbaru dan juga di Mesjid Agung An Nur dimana mereka banyak dijumpai.

Ia menjelaskan, saat ini jumlah imigran di Pekanbaru sebanyak 808 orang tersebar di lima titik. 300 di antaranya sudah berada di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) dan yang lainnya tersebar di penginapan, wisama, dan rumah.

"Data saya ini akurat, apabila tidak terdata mereka tidak akan dapat makan dan penginapan," katanya.