Pekanbaru, (Antarariau.com) - Seekor beruang besar setinggi 160 sentimeter masuk dan menyerang rumah warga di Jalan Lokomotif, Kelurahan Sekip, Kecamatan Lima Puluh, Pekanbaru, Riau pada Senin sekitar jam 15.00 WIB.
Lurah Kecamatan Sekip, Fadilah mengatakan beruang besar yang menyerang warganya tersebut berwarna hitam besar dan diperkirakan milik warga yang hilang.
Akibatnya salah satu rumah warga milik Dokter Tio rusak berat terutama pada bagian kaca jendela akibat serangan tersebut.
"Dari laporan yang saya dapatkan, beruang tersebut sudah empat hari berkeliaran di Kulim yang jaraknya dua kilometer dari perumahan ini (Jalan Lokomotif). Kemungkinan besar beruang itu merupakan beruang milik warga yang lepas," kata Fadilah kepada Antara di lokasi kejadian.
Akibat kejadian itu, warga langsung menghubungi pihak kepolisian sektor Lima Puluh. Kapolsek Lima Puluh, Kompol Suherwanto yang datang langsung ke lokasi mengatakan ia membawa serta 10 anggota kepolisian guna mengamankan keberadaan beruang tersebut.
Namun, dia mengatakan, tidak bisa melakukan penembakan terhadap beruang itu karena bukan wewenang kepolisian. Untuk itu, ia langsung berkoordinasi dengan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Pekanbaru guna menangkap beruang tersebut.
Akan tetapi, karena peralatan yang tidak memadai yang dimiliki oleh BKSDA, beruang tersebut gagal ditangkap.
Beruang tersebut sempat beberapa kali terlihat oleh warga dan petugas, namun saat hendak dilakukan penangkapan beruang itu kabur dengan cepat.
Hingga berita ini diturunkan, masyarakat dan kepolisian serta BKSDA Pekanbaru terus melakukan pencarian terhadap beruang yang telah melarikan diri ke semak belukar.
Seorang warga perumahan Jalan Lokomotif Pekanbaru, Hendra, mengatakan beruang besar itu sanggup memanjat tembok tinggi dan memecah kaca jendela sehingga menurutnya keberadaan beruang tersebut sangat mengkhawatirkan.
Warga lainnya, Farida, berharap beruang tersebut segera ditangkap, karena jika dibiarkan tetap berkeliaran di perumahan warga, maka dikhawatirkan akan mencederai warga sekitar.