BPS: Kenaikan NTP Riau Tertinggi di Sumatera

id bps kenaikan, ntp riau, tertinggi di sumatera

BPS: Kenaikan NTP Riau Tertinggi di Sumatera

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik menyatakan Nilai Tukar Petani (NTP) Riau pada Oktober 2014 mencapai 96,76 poin atau naik sebesar 1,18 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 95,63 dan merupakan kenaikan yang tertinggi di wilayah Sumatera.

"Kenaikan NTP terbesar pada Oktober 2014 terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 1,18 persen, diikuti Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,82 persen, Provinsi Sumatera Barat 0,52 persen dan Provinsi Lampung 0,40 persen," kata Kepala BPS Provinsi Riau, Mawardi Arsyad, di Pekanbaru, Jumat.

Ia mengatakan dari 10 provinsi di Pulau Sumatera, terdapat empat provinsi yang mengalami peningkatan NTP sedangkan enam provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Selatan yaitu sebesar 0,91.

Menurut dia, NTP adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dan indeks harga yang dibayar petani. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, sehingga semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik.

"Peningkatan NTP di Riau pada Oktober disebabkan indeks harga yang diterima petani naik lebih tinggi ketimbang indeks harga yang dibayarkan," katanya.

Ia menjelaskan, indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 1,59. Jumlah itu relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,41 persen. Menurut dia, penurunan It hanya terjadi pada subsektor perikanan, yaitu sebesar 0,61 persen.

Sedangkan keempat subsektor lainnya mengalami kenaikan It, masing-masing antara lain subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan sebesar 1,51 persen, subsektor hortikultura sebesar 0,51 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,31 persen dan subsektor peternakan mengalami kenaikan sebesar 0,50 persen.

"Sedangkan, pada indeks harga yang dibayar petani terdapat penurunan di komponen transportasi dan komunikasi sebesar 0,04 persen," ujarnya.

Ia menambahkan, pada Oktober 2014 di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi inflasi sebesar 0,47 persen. Inflasi perdesaan disebabkan oleh naiknya indeks pada pada hampir semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,68 persen, kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau sebesar 0,60 persen, kelompok perumahan sebesar 0,36 persen, kelompok sandang 0,11 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,31 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,01 persen.

"Dengan demikian, nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Riau sebesar 103,01 atau naik 1,41 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya," ujarnya.