Pekanbaru (Antarariau.com) - Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Riau di Kota Pekanbaru, Dumai dan Tembilahan, pada Oktober 2016 di Riau terjadi inflasi sebesar 0,63 persen antara lain dipicu oleh kenaikan harga cabai merah yang cukup tinggi.
"Selain cabe merah komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau antara lain adalah tarif listrik, daging ayam ras, rokok putih, rokok kretek filter, air kemasan, petai, rokok kretek, jeruk, cumi-cumi, dan lain-lainnya," kata Kepala BPS Riau Ir. S Aden Gultom, MM, di Pekanbanru, Selasa.
Menurut dia, inflasi Riau sebesar 0,63 persen menandakan terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 126,32 pada September 2016 menjadi 125,53 pada Oktober 2016.
Ia menyebutkan, inflasi Riau pada Oktober 2016 sebesar 0,63 terjadi karena adanya kenaikan indeks harga konsumen pada lima kelompok pengeluaran, dengan inflasi tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 2,05 persen dengan andil 0,49 persen.
"Komoditas utama lainnya yang mengalami inflasi dan memberikan andil terbesar pada kelompok ini adalah daging ayam ras, petai, jeruk, cumi-cumi, ikan tongkol, beras, ikan kembung, udang basah, cabai hijau, kembang kol, ikan gabus, dan lain sebagainya," katanya.
Kemudian diikuti kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,42 persen dengan andil sebesar 0,08 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,31 persen dengan andil sebesar 0,06 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,19 persen dengan andil sebesar 0,01 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,01 persen dengan andil sebesar 0,001 persen.
Sedangkan dua kelompok pengeluaran lainnya mengalami deflasi, yaitu kelompok sandang sebesar 0,27 persen dengan andil sebesar 0,01 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen dengan andil 0,001 persen.
Namun demikian inflasi tahun Kalender (Januari 2016-Oktober 2016) sebesar 2,63 persen, dan Inflasi Year on Year (Oktober 2016 terhadap Oktober 2015) sebesar 4,07 persen. Dari 3 kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi, yakni Pekanbaru sebesar 0,67 persen, Tembilahan sebesar 0,49 persen, dan Dumai 0,47 persen.
Sementara itu komoditas yang menahan inflasi (deflasi) antara lain emas perhiasan, buncis, minyak goreng, kentang, telur ayam ras, wortel, gula pasir, ketimun, semangka, pir, bawang merah, dan lain sebagainya.
Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 20 kota mengalami inflasi, dengan Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,32 persen, diikuti oleh Jambi 1,19 persen, dan Medan sebesar 1,11 persen. Sementara inflasi terendah terjadi di Kota Batam dan Metro masing-masing sebesar 0,07 persen dan 0,04 persen.
Deflasi terjadi di 3 kota yaitu Kota Pangkal Pinang 0,34 persen, Palembang sebesar 0,08 persen, dan Banda Aceh sebesar 0,02 persen.
Berita Lainnya
BPS catat inflasi pada Lebaran 2024 lebih rendah dari tahun-tahun lalu
02 May 2024 16:30 WIB
Wisatawan Malaysia dominasi kunjungan ke Riau
03 April 2024 22:34 WIB
BPS sebut nilai impor Riau mencapai 136,74 juta dolar AS
22 March 2024 9:30 WIB
Februari 2024 nilai ekspor Provinsi Riau turun jadi 1,23 miliar dolar AS
21 March 2024 7:46 WIB
Nilai impor Riau selama Januari 2024 naik 22,74 persen
15 February 2024 20:49 WIB
Nilai ekspor Riau 1,51 miliar dolar AS selama Januari 2024
15 February 2024 20:36 WIB
BPS catat ekonomi Riau 2023 tumbuh 4,21 persen untuk seluruh lapangan usaha
07 February 2024 11:01 WIB
BPS: Ekonomi Indonesia tumbuh 5,04 persen pada triwulan IV-2023
05 February 2024 15:14 WIB