Kemenkes Ungkap Tantangan Berat dalam Penanggulangan KLB Campak

id Campak

Kemenkes Ungkap Tantangan Berat dalam Penanggulangan KLB Campak

Petugas kesehatan Puskesmas Pamolokan menyuntikkan imunisasi campak kepada seorang anak di Desa Kacongan, Sumenep, Jawa Timur, Jumat (29/8/2025). Layanan sweeping menuju rumah warga tersebut merupakan program imunisasi massal atau Outbreak Response Immunization (ORI) untuk mempercepat penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Sumenep. (ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/nz)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan membeberkan tantangan dalam pelaksanaan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit campak di lapangan.

"Edukasi yang harus disampaikan kepada masyarakat tentang vaksin campak adalah bahwa vaksin campak aman dan efektif untuk mencegah penyakit campak yang bisa menyebabkan komplikasi serius dan bahkan kematian," kata Kepala Biro Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Aji mengatakan tantangan pertama datang dari adanya kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap imunisasi masih rendah sehingga target cakupan imunisasi tidak tercapai.

Baca juga: Vaksin Campak Penting bagi Anak: Cegah Komplikasi Sejak Dini

Situasi ini dibarengi dengan adanya ketidakpercayaan terhadap keamanan dan manfaat dari vaksin dan imunisasi akibat hoaks atau disinformasi di media sosial dan lingkungan.

Di samping itu, faktor sosial-budaya, kondisi rumah, gizi buruk berkontribusi memperberat dan meningkatkan risiko komplikasi campak, sehingga perlu intervensi terpadu dengan lintas program atau sektor lain untuk mengatasinya.

Tantangan juga datang dari adanya keterbatasan sumber daya baik sumber daya manusia maupun anggaran dalam penanggulangan KLB campak, kondisi geografis di beberapa wilayah yang menyebabkan akses layanan, pelaksanaan surveilans dan imunisasi sulit.

"Selain itu sulit merujuk kasus ke fasilitas kesehatan apabila terdapat komplikasi. Kapasitas petugas kesehatan bervariasi di lapangan dalam deteksi dini dan analisa data surveilans campak serta pelaksanaan imunisasi respon KLB sehingga respon KLB dapat terhambat," ujar dia.

Aji juga menyayangkan jika masih ada anjuran isolasi kepada kasus tidak dipatuhi. Campak kerap dianggap sebagai penyakit ringan, sehingga kepatuhan untuk melakukan isolasi maupun mematuhi aturan protokol kesehatan sering dilanggar.

Maka dari itu, Kemenkes terus menggalakkan edukasi terutama pada orang tua. Adapun poin edukasi yang disampaikan seperti vaksin campak telah terbukti aman dan efektif dalam mencegah penyakit campak.

Efek samping yang mungkin terjadi biasanya ringan, seperti demam atau ruam di tempat suntikan.

"Penyakit campak bisa menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, radang otak (ensefalitis), dan kematian. Vaksin campak efektif mencegah komplikasi ini," kata dia.

Termasuk manfaat vaksin untuk melindungi kelompok rentan dan menepis hoaks-hoaks yang mempengaruhi keputusan masyarakat untuk tidak ikut imunisasi.

Beberapa upaya lain yang dilakukan Kementerian Kesehatan di antaranya melakukan penguatan surveilans campak rubella. Salah satunya dengan melakukan penyelidikan epidemiologi agar bisa dilakukan respons cepat dan memutus mata rantai penularan, sehingga bisa menekan peningkatan angka kesakitan.

Baca juga: Dinkes Dumai Tunda Program Imunisasi Campak Rubella

Melakukan pelacakan untuk mengidentifikasi sumber penularan, melacak kontak dan mencari kasus tambahan yang mungkin saja belum terlaporkan yang berpotensi menjadi sumber penularan lainnya, mengisolasi kasus campak untuk mencegah penularan lebih lanjut, dan memberikan vitamin A kepada penderita untuk mencegah komplikasi.

Upaya berikutnya yaitu melaksanakan respons imunisasi berupa kegiatan Outbreak Response Immunization (ORI) serta imunisasi kejar, sampai membuat surat Kewaspadaan terhadap Peningkatan Kasus dan KLB campak kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia untuk menjadi acuan bagi pelaksanaan upaya kewaspadaan dini terhadap adanya peningkatan kasus campak dan respon penanggulangan KLB.

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.