Imunisasi Campak Rubella Riau Baru 13,7 Persen

id imunisasi campak, rubella riau, baru 137 persen

Imunisasi Campak Rubella Riau Baru 13,7 Persen

Pekanbaru (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan Provinsi Riau menyatakan bahwa samua saat ini target pemberian vaksin Imunisasi Campak (Measles) Rubella di daerah setempat baru mencapai 13,7 persen meskipun dinyatakan tetap dilanjutkan.

"Di kita baru 13,7 persen, Selasa (28/8) kami pertemuan dengan dinkes, dinas pendidikan, kantor wilayah kementerian agama, dan Majelis Ulama Indonesia se-kabupaten/kota di Riau. Insya Allah menghasilkan kesepakatan ini tetap lanjut," kata Kepala Dinkes Riau, Mimi Yuliani Nasir di Pekanbaru, Senin.

Dia menegaskan lagi ini tetap dilanjutkan berdasarkan surat edaran menteri kesehatan dan menteri dalam negeri serta fatwa MUI. Sudah ada juga pertemuan petinggi semua lembaga itu dengan kepala dinkes seluruh Indonesia bahwa Imunisasi Campak Rubella tetap dilanjutkan.

Selanjutnya keputusan tersebut juga akan diturunkan lagi oleh dinkes provinsi ke tingkat kabupaten/kota. "Harapan kita ada waktu sampai September, dengan adanya pertemuan besok diharapkan bisa mempengaruhi tingkat capaian yang ada," tambahnya.

Terkait adanya orang tua dan murid yang menolak, dikatakan kadinkes pihaknya tidak bisa melarang karena itu hak yang bersangkutan. Dinkes tetap akan melaksanakan imunisasi karena sudah diprogramkan pemerintah dengan tujuan untuk kesehatan anak bangsa.

Dia mengatakan sudah ada testimoni dari orang tua anak menderita Rubella di Pekanbaru. Anak itu mendapatkan tuli akibat tertular saat usia dua bulan pada kehamilan orang tuanya.

"Dia guru, kebetulan ada anak didiknya menderita sakit campak belum sembuh tapi sudah masuk. Akibatnya dia sudah kemana-mana bawa anaknya dan pasang implan supaya bisa mendengar," ungkapnya.

Orangtua itu pun membeli implan alat bantu dengar Rp100 juta impor dari Korea Selatan. Lalu supaya ingin betul-betul mendengar beli lagi di Australia dengan harga Rp200 juta padahal anak itu baru usia tujuh tahun.

"Kedepannya pasti berkembang, itu yang dampaknya tuli saja. Ada buta dan katub jantung tak sempurna itu berpa biaya? Walaupun bisa semampunya pasti berat, pasti lebih baik mencegah. Kita mau seperti ini atau sehat," ucapnya.