Akademisi Pertanian Kagumi Transformasi Digital dan Energi Hijau PTPN IV Regional III

id PalmCo

Akademisi Pertanian Kagumi Transformasi Digital dan Energi Hijau PTPN IV Regional III

Sebanyak 60 dekan dan akademisi Fakultas Pertanian dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang menjadi peserta The 2nd International Conference on Agriculture, Food and Environmental Science (ICAFES) 2025 melakukan kunjungan lapangan ke Kebun Sei Pagar PTPN IV Regional III. (HO-PTPN IV)

Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak 60 dekan dan akademisi Fakultas Pertanian dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang menjadi peserta The 2nd International Conference on Agriculture, Food and Environmental Science (ICAFES) 2025 melakukan kunjungan lapangan ke Kebun Sei Pagar PTPN IV Regional III.

Dalam kunjungannya belum lama ini, para akademisi berkesempatan melihat langsung bagaimana proses bisnis PTPN IV yang terintegrasi, mulai dari hulu hingga hilir, dengan pendekatan modern, digital, dan berkelanjutan.

Dipimpin SEVP Business Support PTPN IV Regional III, Bambang Budi Santoso, para akademisi yang menggunakan dua bus tersebut terlebih dahulu diajak meninjau pusat pembibitan sawit Kebun Sei Pagar.

Sentra pembibitan itu merupakan satu dari enam sentra yang dibangun PTPN IV Regional III guna memastikan para petani memperoleh bibit sawit unggul bersertifikat dan sebagai upaya membantu pemerintah akselerasi peremajaan sawit. Di lokasi ini, mereka diperlihatkan bagaimana bibit sawit unggul dibudidayakan untuk menjamin produktivitas jangka panjang.

Selanjutnya, para peserta turut diajak meninjau langsung areal perkebunan sawit tanaman menghasilkan (TM) di Afdeling 1. Di sana, mereka mendapat penjelasan mengenai praktik budidaya berkelanjutan yang diterapkan PTPN IV Regional III, mulai dari perawatan, pemeliharaan tanaman, hingga standar panen tandan buah segar (TBS).

Di lokasi kedua ini, para akademisi turut diperlihatkan mobil komando, kendaraan taktis yang dimiliki setiap general manager PTPN IV Regional III yang dilengkapi dengan peralatan terkini. Mulai dari drone, Starlink, hingga monitor. Seluruh peralatan tersebut dimanfaatkan untuk meninjau perkebunan sawit melalui citra udara.

Selain itu, para akademisi turut diperlihatkan PalmCo Business Cockpit (PBC) yang berisi instrumen produksi PTPN IV dari hulu hingga hilir. Bambang Budi Santoso menjelaskan langsung pemanfaatan seluruh peralatan digital tersebut yang membuat decak kagum para peserta field trip.

Instrumen ini, menurut Bambang menjadi bagian dari strategi penguatan pengawasan operasional serta menjaga ketahanan aset perusahaan.

Lewat platform ini juga, kata dia, data terkait produksi dan produktivitas TBS, CPO, hingga penjualan dapat dilihat secara langsung. Bahkan, aspek perawatan, pemanenan, hingga pendapatan perusahaan di setiap regional terintegrasi dalam satu dashboard.

“PalmCo Business Cockpit adalah contoh nyata digitalisasi perkebunan. Dengan sistem ini, manajemen bisa mengambil keputusan lebih cepat, akurat, dan transparan,” jelas Bambang.

Tujuan berikutnya membawa para akademisi ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sei Pagar. Mereka menyaksikan bagaimana TBS diolah menjadi minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) dengan standar industri. Proses yang kompleks tersebut dipaparkan secara detail, termasuk sistem pengendalian mutu dan efisiensi energi yang dijalankan perusahaan.

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Ahmad Rifai, mengaku kagum dengan transformasi yang dijalankan PTPN IV Regional III. Ia menyebut perusahaan telah mengalami perubahan masif dibandingkan kunjungan terakhirnya empat tahun lalu.

“Kalau boleh saya sampaikan, dulu kondisinya sangat berbeda. Kini, kami menyaksikan perubahan drastis, terutama pada aspek digitalisasi, efisiensi, dan pemanfaatan energi terbarukan. Ini adalah lompatan besar,” kata Rifai.

Salah satu titik yang paling menarik perhatian, papar Ahmad, adalah instalasi Pembangkit Tenaga Biogas (PTBG) PKS Sei Pagar. Dari lokasi itu, mereka belajar bagaimana limbah pabrik kelapa sawit yang selama ini dianggap masalah, justru diolah menjadi energi bersih berupa biogas.

Pemanfaatan limbah menjadi energi terbarukan ini dinilai selaras dengan tuntutan dunia terhadap praktik industri yang ramah lingkungan.

“Konsep waste to energy yang diterapkan PTPN IV Regional III adalah bukti keseriusan perusahaan dalam mendukung transisi energi hijau,” lanjutnya.

Kunjungan akademisi pertanian ini sendiri diharapkan dapat membuka ruang kolaborasi lebih luas antara perguruan tinggi dan PTPN IV Regional III. Para dekan menilai pengalaman langsung di lapangan memberi bahan riset yang kaya sekaligus memperluas wawasan mahasiswa nantinya.

“Melihat langsung proses ini memberikan perspektif baru bagi kami. Bagaimana sebuah perusahaan mampu membangun ekosistem yang terintegrasi dari hulu ke hilir,” imbuhnya.

Bagi PTPN IV Regional III, kunjungan ini menjadi kesempatan menunjukkan komitmen mereka dalam membangun industri sawit yang modern, berkelanjutan, dan berorientasi pada masa depan. Transformasi digital, pemanfaatan energi hijau, hingga pengelolaan berbasis data kini menjadi identitas baru perusahaan.

“Transformasi ini bukan sekadar ambisi, tapi sudah menjadi budaya kerja di PTPN IV PalmCo. Kami ingin dan akan terus tumbuh bersama masyarakat, lingkungan, dan dunia akademik,” demikian Bambang.

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.