Kosgoro ingatkan Bahlil agar tak pilih sosok kontroversial pimpin Golkar Riau

id Golkar Riau, S

Kosgoro ingatkan Bahlil agar tak pilih sosok kontroversial pimpin Golkar Riau

Sekretaris Kosgoro Riau Andri Yulan (Antara/HO)

Pekanbaru (ANTARA) - Sekretaris Kosgoro 1957 RiauNofri Andri Yulandengan tegas meminta Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia untuk tidak memberikan diskresi kepada SF Hariyanto dalam perebutan kursi Ketua DPD I Golkar Riau. Lantaran sosok SF Hariyanto bukan hanya baru bergabung di Partai Golkar, tetapi juga dinilainya sebagai figur yang kontroversial.

"Golkar tidak boleh dikorbankan hanya karena kepentingan sesaat. Memberi diskresi kepada figur bermasalah adalah langkah mundur bagi partai sebesar Golkar," tegas Yulan, Selasa.

Ia menilai, SF Hariyanto tidak memiliki gerbong politik yang solid di internal partai. Justru, manuver-manuver yang dilakukan oleh orang-orang dekatnya dinilai norak dan memperlihatkan ambisi pribadi yang berpotensi merusak nama baik Partai Golkar.

"Faktanya, hampir seluruh pemilik suara di Musda Golkar Riau menolak kehadiran SF. Itu bukti nyata bahwa dia tidak punya basis dukungan. Jadi untuk apa dipaksakan?," ujar Yulan.

Lebih jauh, Yulan mengingatkan bahwa nama SF Hariyanto kerap terseret dalam berbagai kasus hukum. Teranyar, ia diduga sebagai pihak yang bertanggung jawab atas defisit APBD Riau sebesar Rp1,76 triliun.

"Kader di bawah sangat resah. Bagaimana mungkin Golkar dipimpin oleh figur yang sarat kontroversi dan problem hukum? Dampaknya bukan hanya di internal, tapi juga citra Golkar di mata masyarakat Riau," tambahnya.

Yulan menegaskan, suara arus bawah harus menjadi pegangan Ketua Umum Golkar. Tanpa diskresi dari pusat, SF jelas tidak memenuhi syarat untuk maju sebagai calon ketua. "Bahlil harus mendengar suara kader di Riau. Jangan sampai partai ini gaduh hanya karena memaksakan orang yang jelas-jelas ditolak mayoritas," ucapnya.

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.