Truk Bantuan Kemanusiaan Akhirnya Tiba di Gaza Lewat Kerem Shalom

id Palestina,Gaza

Truk Bantuan Kemanusiaan Akhirnya Tiba di Gaza Lewat Kerem Shalom

Sebuah truk berisi bantuan menunggu masuk ke Gaza melalui perlintasan Rafah sisi Mesir, Minggu (19/1/2025). (ANTARA/Xinhua/Ahmed Gomaa/am.Z)

Gaza, Palestina (ANTARA) - Truk-truk bermuatan bantuan kemanusiaan mulai menembus Jalur Gaza melalui perbatasan Kerem Shalom pada Minggu pagi (27/7), membawa secercah harapan bagi warga sipil yang dikepung kelaparan dan penderitaan.

Menurut sejumlah sumber lokal Palestina, konvoi bantuan yang semula berkumpul di sisi Mesir perlintasan Rafah, di bawah koordinasi Bulan Sabit Merah Mesir, akhirnya diarahkan menuju Kerem Shalom. Di sana, truk-truk itu diperiksa oleh otoritas Israel sebelum diperbolehkan masuk ke wilayah yang sudah lama dilanda krisis.

Baca juga: Usai Gencatan Senjata, Dunia Bersatu Pulihkan Gaza

Masuknya bantuan ini terjadi di tengah tekanan global yang terus meningkat agar pengiriman bantuan ke Gaza segera difasilitasi. Kelangkaan parah makanan, obat-obatan, dan barang kebutuhan pokok lainnya terus membayangi kehidupan sehari-hari lebih dari dua juta warga Gaza.

Meski pengiriman bantuan udara sempat dilanjutkan pada Sabtu (26/7), pendekatan tersebut dikritik sebagai mahal dan tidak efisien oleh Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini.

Untuk mempercepat pengiriman bantuan darat, militer Israel mengumumkan "jeda taktis" di beberapa wilayah Gaza yang tidak menjadi zona operasi aktif IDF—yakni Al Mawasi, Deir al-Balah, dan Gaza City. Jeda ini diberlakukan setiap hari dari pukul 10.00 hingga 20.00 waktu setempat hingga pemberitahuan lebih lanjut. Rute-rute aman pun dibuka mulai pukul 06.00 hingga 23.00 untuk mendukung pergerakan konvoi kemanusiaan.

Baca juga: Agresi Mematikan: Jumlah Staf PBB yang Gugur di Gaza Tembus 300 Orang

Namun, krisis terus memburuk. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan enam kematian baru akibat kelaparan dan malanutrisi dalam 24 jam terakhir. Jumlah korban tewas sejak Oktober 2023 akibat kekurangan pangan kini mencapai 133 jiwa—87 di antaranya adalah anak-anak.

“Di Gaza, orang-orang yang selamat dari bom dan peluru kini berjuang melawan kelaparan,” tulis UNRWA di media sosial X. “Tenaga medis jatuh pingsan saat bertugas. Staf kami kesulitan mendapatkan makanan, tetapi tetap bekerja.”

UNRWA menekankan bahwa satu-satunya harapan untuk menyelamatkan nyawa adalah pengiriman bantuan berskala besar, terkoordinasi, dan berkelanjutan.

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.